Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Gencatan Senjata Tak Kunjung Terjadi, Pemantau Kelaparan: Warga Gaza Akan Segera Mati Kelaparan

Susi Susanti , Jurnalis-Rabu, 20 Maret 2024 |14:26 WIB
Gencatan Senjata Tak Kunjung Terjadi, Pemantau Kelaparan: Warga Gaza Akan Segera Mati Kelaparan
Pemantau kelaparan peringatakan warga Gaza akan segera mati kelaparan jika gencatan senjata tidak terjadi (Foto: AFP)
A
A
A

GAZA - Pemantau kelaparan internasional Klasifikasi Fase Ketahanan Pangan Terpadu (IPC), yang diandalkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), mengatakan pada Senin (18/3/2024) bahwa kekurangan pangan di Gaza telah jauh melampaui tingkat kelaparan, dan warga Gaza akan segera mati kelaparan tanpa adanya gencatan senjata.

IPC, dalam sebuah tinjauan pada Senin (18/3/2024), tanpa tindakan segera, kelaparan akan melanda antara sekarang dan Mei di Gaza utara, di mana 300.000 orang terjebak akibat pertempuran.

Skenario yang paling mungkin dari tinjauan tersebut adalah bahwa tingkat malnutrisi akut dan kematian yang sangat kritis akan segera terjadi pada lebih dari dua pertiga penduduk di wilayah utara. IPC terdiri dari badan-badan PBB dan kelompok bantuan global.

Laporan IPC mengatakan jika Israel melanjutkan serangan yang dijanjikan di Rafah, 1,1 juta orang di Gaza, atau setengah dari jumlah penduduk Gaza, diperkirakan akan menghadapi kekurangan makanan yang ekstrim, yang mengakibatkan kelaparan dan kematian di rumah tangga.

Human Rights Watch mengatakan pada akhir Februari bahwa Israel menghalangi penyediaan layanan dasar serta masuknya dan distribusi bahan bakar dan bantuan penyelamatan nyawa di Gaza. Dilaporkan bahwa ini adalah “hukuman kolektif,” yang dianggap sebagai kejahatan perang berdasarkan hukum kemanusiaan internasional.

Israel, yang pada awalnya hanya mengizinkan bantuan melalui dua pos pemeriksaan di tepi selatan Gaza, membantah bersalah atas kelaparan di wilayah tersebut dan mengatakan pihaknya sudah membuka rute baru melalui darat, laut, dan udara.

Dilaporkan bahwa PBB dan lembaga bantuan lainnya harus berbuat lebih banyak untuk mendatangkan makanan dan mendistribusikannya. PBB mengatakan hal ini tidak mungkin terjadi tanpa akses dan keamanan yang lebih baik, yang keduanya merupakan tanggung jawab Israel.

“Besarnya pembatasan yang dilakukan Israel terhadap masuknya bantuan ke Gaza, serta cara mereka terus melakukan permusuhan, mungkin sama saja dengan menggunakan kelaparan sebagai metode perang, yang merupakan kejahatan perang,” kata Juru bicara kantor Hak Asasi Manusia PBB, Jeremy Laurence.

Seperti diketahui, perang Hamas-Israel dipicu ketika pejuang Hamas menyeberang ke Israel dan mengamuk pada 7 Oktober, menewaskan 1.200 orang dan menyandera 253 orang, menurut penghitungan Israel.

Hampir 32.000 orang dipastikan tewas dalam serangan balasan Israel, menurut pejabat kesehatan Palestina, dan ribuan lainnya dikhawatirkan hilang di bawah reruntuhan.

(Susi Susanti)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement