YERUSALEM - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyetujui dimulainya kembali perundingan gencatan senjata dengan Hamas. Pernyataan ini disampaikan pada Jumat, (29/3/2024) sehari setelah Mahkamah Internasional atau ICJ di Den Haag memerintahkan Israel untuk memberikan bantuan kemanusiaan mendesak kepada warga Palestina yang tengah dibayangi bencana kelaparan di Jalur Gaza.
Pernyataan Netanyahu mencerminkan langkah tambahan dalam upaya untuk mencapai kesepakatan dengan kelompok pejuang Palestina tersebut. Kesepakatan tersebut akan menghentikan serangan militer Israel di Gaza dengan imbalan pembebasan sandera Israel.
Amerika Serikat (AS), Qatar dan Mesir telah berusaha menengahi gencatan senjata dan pembebasan sandera sejak gencatan senjata pertama pada November.
Dilansir dari VOA Indonesia, Netanyahu, yang tengah berada di bawah tekanan internal karena kegagalan memulangkan semua sandera yang ditahan oleh kelompok militan sejak 7 Oktober, menyatakan bahwa ia telah berbicara dengan para perunding utama Israel. Ia juga memberikan wewenang kepada delegasi Israel untuk bergabung dalam perundingan gencatan senjata di Qatar dan Mesir mengenai hal ini pada hari itu.
Hamas sebelumnya mengusulkan proses gencatan senjata bertahap yang mana mereka akan membebaskan semua sandera yang tersisa sebagai imbalan atas berakhirnya perang dan penarikan penuh pasukan Israel dari Gaza, pembukaan perbatasannya untuk bantuan dan rekonstruksi, dan pembebasan ratusan sandera. Tahanan Palestina, termasuk petinggi militan yang menjalani hukuman seumur hidup.
Netanyahu menyebut persyaratan Hamas hanya khayalan dan berjanji untuk melanjutkan serangan Israel setelah pembebasan sandera dan terus berperang sampai kelompok militan tersebut dihancurkan.