Gandha menuturkan, bila berdasarkan hasil autopsi dokter memang ada kecocokan dengan hasil keterangan pelaku, dan hasil olah tempat kejadian perkara (TKP). Pisau itu disiapkan untuk mengantisipasi bila aksinya kepergok penghuni rumah.
"Jadi pisau ini nyangkut di antara tulang leher dengan tulang pundak, sehingga pada saat tersangka ini mencoba menarik pisau patah. Sehingga masih tertancap pada saat diketemukan, menurut pemeriksaan untuk pisau sudah dibawa dan dipersiapkan oleh tersangka di rumah dari rumah," jelasnya.
Kedua pelaku juga disebut Gandha, baru beraksi pertama kalinya. Lilitan utang Rp 5 juta yang dialami oleh Wakhid Hasyim dan kebutuhan biaya menikah dari Iqbal Faisal, membuat keduanya nekat merampok dan menganiaya korbannya, karena panik aksinya ketahuan.
Kepanikan itulah yang membuat kakak beradik ini hanya bisa membawa kabur satu buah Handphone merk Oppo milik Esther, dompet berisikan uang tunai Rp 700 ribu, dan gagal membawa barang berharga lain milik korban.
"Kejadian sangat berlangsung cepat, karena juga ada panik, dalam kondisi panik, sehingga yang terdekat ada di atas meja ada dompet diambil, di atas tv (televisi) ada handphone diambil," tukasnya.
Sebelumnya diberitakan, peristiwa dugaan perampokan menggemparkan warga Malang, pada Jumat malam (22/3/2024) saat salat tarawih sekitar pukul 19.30 WIB. Pada peristiwa ini satu korban atas nama Sri Agus Iswanto, dinyatakan meninggal dunia tertusuk pisau, sedangkan satu korban lainnya yaitu Esther Sri Purwaningsih (69), mengalami luka lebam di wajahnya.
Peristiwa ini terungkap saat korban perempuan yang masih hidup atas nama Ester Sri Purwaningsih, yang juga bekerja sebagai suster gereja, berteriak minta tolong dan didengar oleh tetangga depan rumahnya. Tetangga lalu mendatangi rumah bernama istri Ketua RT, dan beberapa warga lainnya. Saat itulah kedua korban ditemukan sudah tergeletak.
(Angkasa Yudhistira)