Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

AS Bantah Terapkan Standar Ganda Terhadap Dugaan Pelanggaran HAM oleh Israel

Susi Susanti , Jurnalis-Selasa, 23 April 2024 |07:59 WIB
AS Bantah Terapkan Standar Ganda Terhadap Dugaan Pelanggaran HAM oleh Israel
AS bantah terapkan standar ganda terhadap dugaan pelanggaran HAM oleh Israel (Foto: Reuters)
A
A
A

WASHINGTON - Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat (AS) Antony Blinken pada Senin (22/4/2024) membantah bahwa Washington memiliki standar ganda ketika menerapkan hukum AS terhadap tuduhan pelanggaran yang dilakukan militer Israel di Gaza. Dia menegaskan bahwa pemeriksaan terhadap tuduhan tersebut sedang berlangsung.

“Secara umum, ketika kami melihat hak asasi manusia dan kondisi hak asasi manusia di seluruh dunia, kami menerapkan standar yang sama kepada semua orang,” kata Blinken dalam sebuah pengarahan saat ia meluncurkan laporan hak asasi manusia tahunan Departemen Luar Negeri, dikutip Reuters.

“Itu tidak mengubah apakah negara itu musuh, pesaing, teman, atau sekutu,” lanjutnya.

Menurut laporan tersebut, perang antara Israel dan Hamas yang telah menewaskan puluhan ribu warga Palestina di Gaza memiliki dampak negatif yang signifikan terhadap situasi hak asasi manusia di Israel.

Laporan yang meliput tahun 2023 tersebut menyatakan masalah hak asasi manusia yang signifikan antara lain mencakup laporan yang kredibel mengenai pembunuhan sewenang-wenang atau melanggar hukum, penghilangan paksa, penyiksaan, dan penangkapan jurnalis yang tidak dapat dibenarkan.

Laporan ini menambahkan bahwa pemerintah Israel telah mengambil beberapa langkah yang kredibel untuk mengidentifikasi dan menghukum para pejabat yang mungkin terlibat dalam pelanggaran tersebut.

Perilaku militer Israel semakin mendapat sorotan karena pasukannya telah membunuh 34.000 warga Palestina di Gaza, menurut otoritas kesehatan di wilayah tersebut, banyak dari mereka adalah warga sipil dan anak-anak. Jalur Gaza telah menjadi gurun pasir, dan kekurangan pangan yang ekstrem telah memicu ketakutan akan kelaparan.

Israel melancarkan serangannya sebagai respons terhadap serangan Hamas pada 7 Oktober, yang menurut Israel menewaskan 1.200 orang.

Israel membantah tuduhan sengaja menyebabkan penderitaan kemanusiaan di daerah kantong tersebut. Mereka membantah sengaja menargetkan warga sipil, dan menuduh Hamas menggunakan bangunan tempat tinggal untuk berlindung. Hamas membantah hal ini.

Kelompok hak asasi manusia telah menandai sejumlah insiden yang merugikan warga sipil selama serangan tentara Israel di Gaza, serta meningkatkan kekhawatiran tentang meningkatnya kekerasan di Tepi Barat yang diduduki Israel, di mana catatan Kementerian Kesehatan Palestina menunjukkan pasukan atau pemukim Israel telah membunuh sedikitnya 460 warga Palestina sejak saat itu. 7 Oktober. Namun sejauh ini pemerintahan Biden mengatakan pihaknya tidak menemukan Israel melanggar hukum internasional.

Washington memberikan bantuan militer tahunan sebesar USD3,8 miliar kepada sekutu lamanya. Kelompok sayap kiri Demokrat dan kelompok Arab Amerika mengkritik dukungan teguh pemerintahan Biden terhadap Israel, yang menurut mereka memberikan rasa impunitas.

Namun bulan ini, Presiden Joe Biden untuk pertama kalinya mengancam dukungan kepada Israel, dan bersikeras agar Israel mengambil langkah nyata untuk melindungi pekerja bantuan kemanusiaan dan warga sipil.

(Susi Susanti)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement