Memang sesuai penuturan warga sekitar, selain banyak kurir dan ojol yang keluar masuk rumah kontrakan, warga beberapa kali mencium bau aneh seperti masakan gosong, dan suara letupan. Tapi pengakuan tersangka wanita bahwa itu merupakan ia tak jarang membuat kosmetik.
"Kayak ada aktivitas mencurigakan bau-baunya nyengat gitu, tapi orang sini kan mikirnya itu masak, tapi katanya nggak pernah masak. (Suara letupan dan bau-bau dari) membuat kosmetik," ujarnya.
Tapi ucapan perempuan yang diketahuinya merupakan Innayatul Wafi, itu ternyata hanyalah janji kosong. Wanita muda cantik itu tak pernah menemui ketua RT dan melaporkan sebagai warga baru di lingkungannya. Sederet fakta itu sempat membuat Khosim dan beberapa warga sekitar menaruh curiga, meski akhirnya tetap berpikir positif.
"Nggak pernah lapor RT. Sama tetangga juga tertutup, nggak pernah sosialisasi. Memang dari awal sudah mencurigakan, nggak mau ngasih KTP, padahal sudah saya katakan kalau nggak mau yang asli ya fotokopiannya nggak apa-apa, tapi alasannya mau ngasihkan langsung ke ketua RT," ungkap Khomsi.tuturnya.
Khosim, yang juga pemilik rumah yang dikontrak pelaku untuk memproduksi sabu itu juga menuturkan, bahwa Innayatul mengaku bahwa telah berkeluarga dan memiliki satu orang anak. Saat tinggal di rumah tersebut, Innayatul yang juga telah ditetapkan sebagai tersangka oleh Polres Malang, tengah hamil besar dan baru saja melahirkan.
"Dia itu bilangnya tinggal sama suami, anak, dan keponakannya, ada lima orang. Kemarin sebelum habis kontraknya, baru enam bulan pindah katanya mau balik ke Batumas, habis lahiran di sana di rumah mertuanya, pindah itu sebelum puasa," jelasnya.
Di sisi lain, Kasatnarkoba Polres Malang AKP Aditya Permana menuturkan, bahwa ketiga tersangka Innayatul Wafi (29) selaku bos pabrik rumahan sabu, Nanang Kosim (40), dan M. Suherman (37) mendapatkan bahan baku pembuatan sabu yang dipesannya secara online. Pemesanan itu atas rekomendasi dan arahan SW alias BB, yang berstatus narapidana di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) dan temannya berinisial GWN, yang masih buron.
"Belinya secara online, yang ngasih arahan SW alias BB, yang tahu barang-barangnya juga GWN. Ini masih DPO, (banyaknya kurir dan ojol) yang datang) kita masih dalami," ujar Aditya Permana.
Aditya juga membenarkan bila para tersangka ini memiliki hubungan keluarga, dimana antara tersangka Innayatul dengan Nanang Kosim merupakan adik kakak, sedangkan tersangka M. Setiawan merupakan teman dari Nanang.
"IW ini istri siri dari SW alias BB, yang ngasih arahan dari Lapas. Jadi mereka berkomunikasi. IW ini juga baru melahirkan bayi 1,5 bulan yang lalu," paparnya.
(Khafid Mardiyansyah)