Kemudian korban dibawa oleh warga ke RSUD Kanjuruhan, tetapi karena secara tindakan pei perawatan intensif diminta dirujuk ke RS Wava Husada, untuk proses operasi. Saat dirawat pertama di RSUD Kanjuruhan, Kepanjen, itulah korban akhirnya menghembuskan napas terakhirnya.
"Keluarga siap dirujuk, karena untuk proses rujukan itu belum langsung dirujuk. Maksudnya karena belum ada tempatnya, atau koordinasi dulu antara rumah sakit. Akhirnya tindakan di situ, dibersihkan discan, terus jam 23.40 meninggalnya," tuturnya.
Menurutnya, pertemuan antara korban dan pelaku tak sengaja di area makam, karena warga kerap memanfaatkan area makam itu untuk berteduh. Sebab lokasi makam memang sejuk dan rimbun.
"Itu makam itu pesarean punden. Jadi itu istilahnya itu buat cagar budaya. Jadi makamnya orang kuno dulu, banyak yang ritual di situ, bahkan sebelumnya ini juga ada yang meninggal di situ ritual. (Korban dan pelaku) di situ jagong - jagong (berbincang-bincang), (korban di situ) karena di situ sejuk, banyak yang main disitu. Sehari-hari di situ," tukasnya.
Sebelumnya diberitakan, peristiwa pertengkaran antar tetangga terjadi di Kabupaten Malang. Pertengkaran itu terjadi di sebuah makam keramat di Dusun Sentong, Desa Rembun, Kecamatan Dampit, Kabupaten Malang, pada Minggu petang (28/4/2024) sekitar pukul 18.00 WIB.
Pada peristiwa ini Satip (74) tewas usai dipukul dengan balok kayu oleh tetangganya, bernama Mariono (61), yang rumahnya berjarak sekitar 100 meter dari rumah korban. Korban terlibat perkelahian dengan pelaku karena dituduh mencuri sepeda motor milik anak korban.
Korban yang mengambil balok kayu, lantas direbut oleh pelaku dan dipukulkan ke kepala korban. Akibatnya korban mengalami luka parah dan dibiarkan tergeletak begitu saja.
(Angkasa Yudhistira)