OSLO - Negara anggota Uni Eropa ramai ramai mengakui Palestina sebagai negara. Setelah Norwegia, Republik Irlandia, Slovenia, Spanyol dan dalam waktu dekat Malta, diharapkan berdampak besar pada perdamaian di Timur Tengah. Kondisi rakyat Palestina di Gaza yang semakin memprihatinkan dengan puluhan ribu nyawa melayang, membuat negara negara Eropa prihatin.
Sebagian besar dari mereka menyerukan pentingnya solusi dua negara demi perdamaian di kawasan tersebut. “Pemerintah Slovenia adalah negara pertama yang menandatangani deklarasi khusus, untuk memulai proses pengakuan Palestina, di mana kami menyampaikan harapan – bukan persyaratan – untuk kedua belah pihak,” kata Perdana Menteri Slovenia Robert Golob dalam sebuah pernyataan dikutip dikutip dari AP.
Slovenia, lanjut Golob siap membantu Palestina melewati transis membantu mereformasi dan memberdayakan Otoritas Palestina, yang akan mewakili penduduknya di Tepi Barat dan Gaza dan memimpinnya menuju solusi dua negara, yang dipandang oleh hampir seluruh dunia sebagai solusi perdamaian abadi.
Perdana Menteri Republik Irlandia Simon Harris mengatakan, dua negara merupakan satu-satunya jalan yang kredibel menuju perdamaian dan keamanan bagi Israel, Palestina dan rakyatnya. Dan pengakuan (negara Palestina) adalah langkah sebagai bagian proses menuju tujuan (dua negara).
Menurut Harris, sudah tiga dekade setelah proses Oslo, kondisi di Palestina dan Israel semakin jauh dari penyelesaian perdamaian yang adil dan komprehensif serta berkelanjutan. Keputusan Irlandia mengakui Palestina, ditegaskan Harris, merupakan respon negaranya terhadap perang Gaza.
Dukungan juga datang dari Norwegia. Perdana Menteri Norwegia Jonas Gahr Støre mengatakan, di tengah perang, dengan puluhan ribu orang terbunuh dan terluka, semua pihak harus tetap menghidupkan satu-satunya alternatif yang menawarkan solusi politik bagi Israel dan Palestina: Dua negara, yang hidup berdampingan, dalam perdamaian dan keamanan.
Store menegaskan, rakyat Palestina punya hak fundamental dan independen menentukan nasib sendiri. “Tidak akan ada perdamaian di Timur Tengah tanpa solusi dua negara. Tidak ada solusi dua negara tanpa adanya negara Palestina. Dengan kata lain, negara Palestina merupakan prasyarat untuk mencapai perdamaian di Timur Tengah," tandas Store seperti dikutip dari Jerussalem Post.
Lalu apa dampak pengakuan negara negara Eropa tersebut?
Semua tergantung pada PBB. Tapi, keputusan yang diambil empat negara dalam waktu hampir bersamaan tersebut setidaknya melahirkan momentum bagi pengakuan negara Palestina dari negara-negara Uni Eropa lainnya dan dapat memacu langkah-langkah lebih lanjut di PBB, sehingga makin membuat Israel terisolasi.
143 Negara Anggota PBB Dukung Palestina
Sebelumnya, dalam sindang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Jumat (10/5/2024) mendukung upaya Palestina untuk menjadi anggota penuh PBB dengan mengakui Palestina memenuhi syarat bergabung dan merekomendasikan Dewan Keamanan PBB untuk "mempertimbangkan kembali masalah ini dengan baik."
Pemungutan suara yang dilakukan oleh Majelis Umum yang beranggotakan 193 negara tersebut merupakan survei global mengenai dukungan terhadap upaya Palestina untuk menjadi anggota penuh PBB – sebuah langkah yang secara efektif akan mengakui negara Palestina – setelah Amerika Serikat (AS) memveto negara tersebut di Dewan Keamanan PBB bulan lalu.
Majelis tersebut mengadopsi resolusi dengan 143 suara mendukung dan sembilan suara menentang – termasuk AS dan Israel – sementara 25 negara abstain. Perjanjian ini tidak memberikan warga Palestina keanggotaan penuh di PBB, namun hanya mengakui mereka memenuhi syarat untuk bergabung.
(Maruf El Rumi)