Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Pemerintah Rancang Sistem Peringatan Dini Banjir Lahar Dingin di Sumbar

Muhammad Refi Sandi , Jurnalis-Minggu, 26 Mei 2024 |09:40 WIB
Pemerintah Rancang Sistem Peringatan Dini Banjir Lahar Dingin di Sumbar
Foto BNPB
A
A
A

JAKARTA - Pemerintah merancang sistem peringatan dini bencana banjir lahar dingin atau galodo di Sumatera Barat. Program ini bagian dari empat arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait percepatan penanganan darurat banjir lahar hujan di Sumbar yang menewaskan lebih 60 orang.

Sistem peringatan dini akan dirancang secara kolaboratif oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), dan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari menjelaskan berbagai evaluasi dilakukan oleh kedua lembaga untuk menyusun rancangan sistem peringatan dini yang efektif pada potensi bencana banjir lahar hujan berdasarkan pada pengalaman bencana yang terjadi pada pertengahan Mei 2024.

 BACA JUGA:

"Saat ini BMKG mengusulkan penguatan dan monitoring terkait peringatan dini bencana banjir dan longsor yang ada di sekitar Gunung Api Marapi," kata Aam sapaan karib Abdul Muhari dalam keterangannya dikutip, Minggu (26/5/2024).

Sementara itu, Kepala Stasiun Geofisika Padang Panjang, Suaidi Ahadi dalam Rapat Koordinasi Penanganan Pengurangan Resiko Bencana Galodo yang digelar di Bukittinggi pada Sabtu 25 Mei 2024 mengungkapkan model EWS yang sedang dirancang oleh tim BMKG adalah sistem peringatan dini berbasis komunitas.

 BACA JUGA:

Konsepnya adalah pemasangan alat monitoring sungai dengan menggunakan radar yang dapat memonitor tingkat ketinggian air sungai. Hal ini berdasarkan hasil pemantauan sungai di wilayah terdampak galodo yang memiliki jenis sungai intermitten. Jenis sungai ini memiliki aliran airnya tergantung pada musim, yaitu pada musim penghujan airnya melimpah dan pada musim kemarau airnya kering. Sungai intermitten ini memiliki fluktuasi yang sangat ekstrem antara musim.

"Secara sederhana cara kerja EWS ini adalah mengkonfirmasi peringatan dini yang dikeluarkan oleh BMKG dari cuaca dan getaran tanah (microtremor). Jika kemudian alarm EWS berbunyi, komunitas siaga bencana yang dimiliki oleh wali nagari disekitar Gunungapi Marapi dapat langsung berkoordinasi untuk melakukan evakuasi mandiri," ujar Suaidi.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement