Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Keji dan Sadisnya Pembantaian Kamp Rafah, Anak-Anak Tewas Tanpa Kepala hingga Tubuh Hangus Terbakar

Susi Susanti , Jurnalis-Selasa, 28 Mei 2024 |15:52 WIB
Keji dan Sadisnya Pembantaian Kamp Rafah, Anak-Anak Tewas Tanpa Kepala hingga Tubuh Hangus Terbakar
Keji dan sadisnya pembantaian Israel di Kamp Rafah, anak-anak tewas tanpa kepala hingga hangus terbakar (Foto: Reuters)
A
A
A

RAFAH - Setelah matahari terbit, orang-orang yang selamat dari pemboman Israel di kamp pengungsi Rafah kembali untuk menilai kerusakan yang terjadi.

Anak-anak mengintip melalui jendela mobil yang berlubang, para pria mencari puing-puing yang terbakar, dan para jurnalis mengambil foto kaleng-kaleng makanan yang menghitam.

Sekitar 12 jam sebelumnya, keluarga-keluarga Palestina berada di dalam tenda-tenda tersebut, yang dibakar setelah militer Israel mengebom perkemahan yang terletak di barat laut Rafah.

Banyak yang baru selesai salat malam, ada yang tertidur, dan ada pula yang sekadar berkumpul bersama keluarga.

“Kami sedang duduk dengan tenang ketika tiba-tiba mendengar ledakan,” kata Layan al-Fayoum, salah satu korban selamat dari serangan tersebut, dikutip Middle East Eye (MEE).

“Itu sangat mendadak. Bom-bom itu jatuh tanpa peringatan,” lanjutnya.

Remaja muda itu keluar dari tendanya untuk melihat apa yang terjadi dan dikejutkan oleh api besar yang melanda lokasi tersebut.

“Apinya sangat besar. Kami melihat tenda-tenda terbakar dan kemudian kami harus mencari anggota tubuh yang terpotong-potong dan anak-anak yang meningg,” ujarnya.

Penyerangan terjadi sekitar pukul 22.00 waktu setempat. Menurut seorang saksi mata, jet Israel menjatuhkan bom di kamp darurat tersebut, menyebabkan kebakaran yang menghanguskan sekitar 14 tenda,

Analisis Al Jazeera Arab mengatakan kamp tersebut terletak di zona kemanusiaan yang ditetapkan Israel di dekat fasilitas penyimpanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Menteri Kesehatan Palestina mengatakan 45 orang tewas dalam serangan itu. Sebanyak 249 orang lainnya terluka, beberapa di antaranya luka parah, termasuk orang-orang yang mengalami luka bakar parah dan anggota tubuh yang patah.

Para pejabat kesehatan mengatakan mereka kewalahan dengan jumlah dan jenis korban luka, karena hanya satu rumah sakit yang beroperasi di Rafah akibat penghancuran sistem kesehatan yang dilakukan Israel di Gaza.

Para responden pertama menggambarkan tantangan serupa karena 80 persen kemampuan pertahanan sipil Palestina telah hancur sejak 7 Oktober.

Hal ini terlihat jelas setelah pengeboman, ketika petugas pemadam kebakaran, paramedis, dan warga berjuang untuk memadamkan api.

Adegan kacau pun terjadi, dengan para penyintas yang panik berlari mencari keselamatan di tengah-tengah tubuh yang hangus ketika seorang pria menggendong seorang anak tanpa kepala dan seorang petugas medis menggendong seorang lainnya dengan kepala dan otaknya yang pecah.

“Saya keluar dari tenda dan melihat api dimana-mana,” kata Mohammad Abo Sebah, seorang saksi mata.

“Seorang gadis muda berteriak, jadi kami membantunya dan saudara laki-lakinya yang sudah dewasa. Ketika kami kembali, perkemahan itu hancur total,” lanjutnya.

Butuh sekitar 11 truk pemadam kebakaran antara satu dan dua jam untuk akhirnya menghentikan api.

Remaja tersebut mengatakan keluarganya berencana untuk pindah ke kamp lain pada Senin (27/5/2024) pagi karena serangan Israel di Rafah meningkat dalam beberapa pekan terakhir.

Namun mereka kehilangan uang akibat kebakaran tersebut, yang berarti mereka tidak bisa pergi ke mana pun saat ini dan tidak memiliki tenda untuk berlindung.

“Mereka bilang ini adalah zona aman. Pendudukan ini tercela dan kriminal,” tambah Abo Sebah.

(Susi Susanti)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement