Pada tanggal 12 Mei, IDF mengatakan pasukannya akan kembali ke Jabalia untuk operasi berdasarkan informasi intelijen mengenai upaya Hamas untuk menyusun kembali infrastruktur dan operasi terorisnya di daerah tersebut.
Selama tiga minggu berikutnya, pertempuran berkobar ketika tank dan pasukan maju ke kamp pengungsi di bawah perlindungan serangan udara dan artileri yang intens. Seorang pejabat militer menggambarkan pertempuran itu sebagai mungkin yang paling sengit yang pernah mereka saksikan selama tujuh bulan terakhir.
Pada Jumat (31/5/2024), IDF mengumumkan bahwa pasukannya telah menyelesaikan misi mereka, setelah menghilangkan ratusan teroris dalam pertempuran sengit dan pertemuan jarak dekat dan menghancurkan puluhan infrastruktur teroris dan kompleks tempur.
Pasukan juga menemukan dan menghancurkan lebih dari 10 km (enam mil) jaringan terowongan bawah tanah dan mengambil mayat tujuh warga Israel yang disandera oleh Hamas pada bulan Oktober.
Keluarga-keluarga yang mengungsi digambarkan berjalan kembali ke kamp melalui jalan-jalan yang dibatasi oleh bangunan-bangunan yang hancur, sambil membawa sisa-sisa barang-barang mereka.
Juru bicara pasukan Pertahanan Sipil yang dikelola Hamas di Gaza, Mahmoud Bassal, mengatakan pada Jumat (31/5/2024) bahwa tim penyelamat telah menemukan puluhan mayat di seluruh kamp Jabalia, termasuk 30 anggota satu keluarga. Menurut media Palestina, jumlah tersebut telah mencapai 70 orang pada Minggu (2/6/2024) pagi.
Identitas korban tewas masih belum jelas. Namun juru bicara IDF yang berbahasa Arab, Letkol Avichay Adraee, bersikeras pada X bahwa mereka adalah anggota Hamas dan kelompok bersenjata lainnya.
Bassal juga mengatakan pasukan Israel telah menghancurkan sebagian besar rumah di kamp tersebut, serta pasar sentral dan hampir semua infrastrukturnya.
Dia menambahkan bahwa lantai lima rumah sakit al-Awda di Jabalia telah hancur bersama dengan generator listrik utama di rumah sakit Kamal Adwan di dekat Beit Lahia.
(Susi Susanti)