GAZA - Di Jalur Gaza pada Selasa (11/6/2024), warga Palestina bereaksi dengan hati-hati terhadap hasil pemungutan suara di Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-bangsa (DK PBB) yang mengesahkan resolusi gencatan senjata Gaza yang diusung Amerika Serikat (AS).
Warga merasa khawatir jika resolusi gencatan senjata itu tidak akan membuahkan hasil.
“Kami akan mempercayainya hanya ketika kami melihatnya,” kata Shaban Abdel-Raouf, 47, seorang keluarga pengungsi beranggotakan lima orang yang berlindung di pusat kota Deir Al-Balah, yang sering menjadi sasaran senjata Israel.
“Ketika mereka menyuruh kami mengemas barang-barang kami dan bersiap untuk kembali ke Kota Gaza, kami akan tahu bahwa itu benar,” katanya kepada Reuters melalui aplikasi obrolan.
Sementara itu, AS menyambut baik respons Hamas yang menerima resolusi PBB yang mendukung rencana untuk mengakhiri perang dengan Israel di Gaza dan siap untuk merundingkan rinciannya. Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menyebut respons Hamas ini sebagai pertanda penuh harapan.
Blinken mengatakan pernyataan Hamas adalah tanda harapan tetapi pernyataan pasti masih diperlukan dari kepemimpinan Hamas di Gaza yang dikepung Israel.
Usai pembicaraan dengan para pemimpin Israel di Tel Aviv, Blinken mengatakan diskusi yang juga membahas rencana pascaperang di Gaza akan berlanjut selama beberapa hari ke depan.