“Kami menyerang Hizbullah dengan sangat keras setiap hari dan kami juga akan mencapai kesiapan penuh untuk mengambil tindakan apa pun yang diperlukan di Lebanon, atau untuk mencapai kesepakatan dari posisi yang kuat,” kata Menteri Pertahanan Yoav Gallant pada Rabu (3/7/2024).
“Kami lebih memilih pengaturan, tapi jika kenyataan memaksa kami, kami akan tahu cara melawannya,” lanjutnya.
Hizbullah, yang bersenjata lengkap dan telah lama dipandang sebagai musuh yang jauh lebih unggul dari Hamas, mengatakan bahwa mereka tidak menginginkan perang penuh dengan Israel dan bahwa mereka akan mematuhi gencatan senjata di Gaza di Lebanon.
“Israel dapat memutuskan apa yang diinginkannya: perang terbatas, perang total, perang parsial,” kata wakil pemimpin kelompok tersebut, Naim Qassem, dalam sebuah wawancara dengan Associated Press pada Selasa (2/7/2024).
“Tetapi mereka harus memperkirakan bahwa tanggapan dan perlawanan kami tidak akan berada dalam batasan dan aturan keterlibatan yang ditetapkan oleh Israel,” ungkapnya.
Sejauh ini, lebih dari 400 orang dilaporkan tewas di Lebanon, sebagian besar dari mereka adalah pejuang Hizbullah, dan 25 orang di Israel, sebagian besar adalah tentara.
Puluhan ribu orang dari komunitas di kedua sisi perbatasan juga telah mengungsi.
(Susi Susanti)