Para pejabat Barat mengatakan semua ini berarti Moskow dapat terus melemparkan tentaranya, meskipun mereka kurang terlatih, langsung ke garis depan dengan tingkat kematian atau cedera yang sama.
Ukraina tidak dapat menandingi taktik Rusia meskipun mereka mempunyai jumlah korban yang banyak, hal ini sebagian disebabkan oleh sikap mereka yang berbeda terhadap jumlah korban. Seorang jenderal senior dicopot dalam beberapa pekan terakhir setelah mendapat keluhan bahwa dia menggunakan apa yang sering disebut taktik Soviet, yakni melemparkan orang ke garis depan.
“Ada banyak kritik karena kami kehilangan banyak anggota karena pola pikir dan strategi ala Soviet,” kata Ivan Stupak, mantan petugas Dinas Keamanan.
“Kami terbatas pada tenaga kerja. Kami tidak punya pilihan lain selain memikirkan rakyat kami,” lanjutnya.
Ivan Stupak mengatakan Ukraina lebih peduli terhadap korban jiwa dibandingkan penjajah Rusia. Di daerah sekitar Kharkiv, kemajuan Rusia telah dihentikan. Namun di wilayah timur, pendekatan Rusia yang bersifat attrisional mengalami kemajuan yang lambat namun stabil.
“Sayangnya ada banyak orang Rusia. Dan mereka mencoba melakukan operasi penggulungan sentimeter demi sentimeter, inci demi inci, 100m per hari, 200m per hari. Dan sayangnya, hal ini berhasil bagi mereka,” kata Stupak.
Ada rasa frustrasi di Kyiv terhadap laju dukungan Barat. Seorang pejabat senior mengeluh bahwa mereka menerima cukup bantuan untuk memastikan mereka tidak kalah namun tidak cukup untuk memastikan mereka menang.
Para pejabat Barat mengakui bahwa tahun 2024 merupakan tahun yang berat bagi Ukraina, dengan tertundanya kedatangan bantuan militer AS sehingga menimbulkan tekanan besar pada pertahanan yang telah mengorbankan wilayah dan nyawa.
(Susi Susanti)