“Itu adalah keterbatasan yang melekat pada pencegahan nuklir,” katanya, seraya menambahkan apakah pedoman nuklir akan bertahan jika terjadi perubahan dalam pemerintahan AS juga masih dipertanyakan.
Kantor Yoon mengatakan pedoman itu sendiri bersifat rahasia. Korea Utara telah secara terbuka memajukan kebijakan senjata nuklirnya dengan mengkodifikasikan penggunaannya jika terjadi ancaman terhadap wilayahnya dan memasukkan kemajuan kemampuan senjata nuklir dalam konstitusi tahun lalu.
Awal tahun ini, negara ini menyebut Korea Selatan sebagai musuh utama dan bersumpah untuk memusnahkan negara tetangganya karena berkolusi dengan Amerika Serikat untuk berperang melawan Korea Selatan, yang merupakan kebalikan dramatis dari tawaran perdamaian yang mereka buat pada tahun 2018.
Baik Seoul maupun Washington menyangkal adanya niat agresif terhadap Pyongyang namun menyatakan bahwa mereka sepenuhnya siap untuk melawan segala agresi Korea Utara dan telah meningkatkan latihan militer gabungan dalam beberapa bulan terakhir.
Yoon menegaskan kembali dukungan Korea Selatan terhadap Ukraina, dan berjanji untuk menggandakan kontribusinya terhadap dana perwalian NATO dari USD12 juta yang diberikan pada tahun 2024. Dana tersebut memungkinkan bantuan militer jangka pendek yang tidak mematikan dan dukungan pembangunan kemampuan jangka panjang.
Pernyataan itu tidak menyebutkan adanya dukungan militer langsung terhadap Ukraina. Kantor Yoon mengatakan pihaknya sedang mempertimbangkan pasokan senjata untuk Kyiv, membalikkan kebijakan sebelumnya yang membatasi bantuannya hanya untuk tujuan kemanusiaan.
(Susi Susanti)