GAZA - Seorang pejabat senior Hamas mengatakan pada Minggu (15/7/2024) bahwa kelompok Islam tersebut belum menarik diri dari perundingan gencatan senjata dengan Israel setelah serangan mematikan akhir pekan ini di Gaza yang menurut Israel menargetkan pemimpin militer kelompok tersebut, Mohammed Deif.
Namun Izzat El-Reshiq, anggota kantor politik Hamas, menuduh Israel berusaha menggagalkan upaya mediator Arab dan Amerika Serikat (AS) untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata dengan meningkatkan serangannya di daerah kantong tersebut.
Serangan yang terjadi pada Sabtu (13/7/2024) di wilayah Khan Younis di Gaza, yang menewaskan sedikitnya 90 warga Palestina, telah membuat perundingan gencatan senjata diragukan.
Ada tanda-tanda harapan yang semakin besar dalam beberapa hari terakhir bahwa kesepakatan dapat dicapai untuk menghentikan pertempuran dan mengembalikan sandera yang ditahan di Gaza.
Dua sumber keamanan Mesir pada perundingan gencatan senjata di Doha dan Kairo mengatakan pada Sabtu (13/7/2024) bahwa perundingan telah dihentikan setelah tiga hari perundingan yang intens.
Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu diperkirakan akan bertemu dengan para menteri terdekatnya pada Minggu (14/7/2024) malam untuk membahas pembicaraan tersebut.
Militer Israel pada Minggu (14/7/2024) mengatakan serangan pada Sabtu (13/7/2024) yang menargetkan Deif menewaskan Rafa Salama, komandan brigade Khan Younis Hamas, tetapi tidak ada konfirmasi mengenai nasib Deif.
“Serangan di Khan Younis adalah hasil dari operasi intelijen,” kata kepala dinas keamanan domestik Shin Bet dalam sebuah video yang dirilis oleh dinas dari Rafah, dikutip Reuters. Dia mengatakan 25 anggota Hamas yang mengambil bagian dalam serangan mematikan pada 7 Oktober di Israel selatan yang memicu perang telah terbunuh dalam seminggu terakhir.
Pada Sabtu (13/7/2024), seorang pejabat senior Hamas membantah bahwa Deif telah terbunuh dan kelompok tersebut mengatakan klaim Israel bertujuan untuk membenarkan serangan tersebut.