NEW YORK – Mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyambut baik dan gembira soal putusan kasus dokumen rahasianya yang ditolak hakim Florida.
Pada Senin (15/7/2024), Trump menuliskan pendapatnya di situs media sosialnya. “Penghentian kasus ini seharusnya hanya merupakan langkah pertama, yang segera diikuti dengan pemberhentian SEMUA Perburuan Penyihir,” tulisnya.
“Mari kita bersatu untuk MENGAKHIRI semua Persenjataan Sistem Peradilan kita, dan Membuat Amerika Hebat Lagi!,” lanjutnya.
Seperti diketahui, lusinan file rahasia ditemukan di resor Mar-a-Lago Trump di Florida, termasuk di kamar mandi dan ruang penyimpanan, setelah ia meninggalkan Gedung Putih pada tahun 2021.
Meski banyak anggota parlemen Partai Republik yang mendukung keputusan tersebut, namun Pemimpin Mayoritas Senat Chuck Schumer, seorang Demokrat, menggambarkan penolakan tersebut sebagai keputusan yang sangat salah arah.
Putusan Hakim Aileen Cannon bertentangan dengan putusan hakim di pengadilan AS lainnya yang pernah menangani jaksa yang ditunjuk secara khusus tersebut.
Hal ini didasarkan pada teori-teori yang dikemukakan oleh beberapa pakar hukum konservatif dan, yang paling terkenal, oleh Hakim Agung Clarence Thomas dalam kasus kekebalan presiden yang baru-baru ini diputuskan oleh pengadilan tinggi.
Dalam kasus ini, Mahkamah Agung mengatakan mantan presiden, termasuk Trump, kebal dari tuntutan pidana atas tindakan resmi.
Hakim Cannon tiga kali dalam keputusannya mengutip pendapat yang disepakati oleh Hakim Thomas dalam keputusan Mahkamah Agung yang mempertanyakan apakah ada dasar hukum untuk menunjuk penasihat khusus.
Mantan jaksa federal Neama Rahmani mengatakan kepada BBC pada Senin (15/7/2024) bahwa keputusan Hakim Cannon "mencengangkan".
Meski Hakim Cannon mengatakan keputusannya hanya terbatas pada kasus ini, Rahmani mengatakan keputusannya menimbulkan keraguan mengenai penunjukan penasihat khusus dalam kasus lain.