Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

'Digempur' Mobil Listrik China, UE dan AS Tuduh Beijing Lakukan Dumping

Rahman Asmardika , Jurnalis-Rabu, 17 Juli 2024 |12:42 WIB
'Digempur' Mobil Listrik China, UE dan AS Tuduh Beijing Lakukan Dumping
Ilustrasi. (Foto: Reuters)
A
A
A

Komisi Eropa, badan eksekutif UE, menuduh pemerintah China mendistorsi persaingan dengan subsidi mobil listrik. Dalam laporan baru-baru ini, UE mengatakan bahwa subsidi yang ditawarkan oleh China menyebabkan “ancaman kerugian ekonomi bagi produsen kendaraan listrik baterai di Uni Eropa.” 

Praktik Dumping China

UE telah berusaha mencapai solusi yang sesuai dengan standar WTO. Hasil negosiasi apa pun dalam investigasi harus efektif dalam mengidentifikasi bentuk-bentuk subsidi yang merugikan. Komisi Eropa meluncurkan penyelidikan resmi anti-subsidi terhadap mobil listrik di China pada Oktober 2023 untuk mengonfirmasi tuduhan Komisi Eropa bahwa produsen kendaraan listrik yang dioperasikan dengan baterai di China mendapat manfaat dari subsidi yang spesifik dan menguntungkan bagi perusahaan penerima. Hal ini menyebabkan kerugian ekonomi bagi produsen kendaraan listrik baterai di UE dan membenarkan penerapan bea masuk penyeimbang.

Langkah Uni Eropa ini hampir bertepatan dengan pengumuman pemerintahan Joe Biden di Amerika Serikat (AS) yang akan menerapkan tarif baru terhadap kendaraan listrik, baterai canggih, sel surya, baja, aluminium, dan peralatan medis China. Tarif pajak atas kendaraan listrik yang diimpor dari China kini akan naik menjadi 102,5 persen di AS dari tingkat sebelumnya sebesar 27,5 persen.

Di sisi lain, diperkirakan bahwa dukungan publik terhadap industri di China pada 2019 berjumlah lebih dari EUR220 miliar; atau hampir dua persen dari produk domestik bruto China. Jumlah ini jauh lebih tinggi dibandingkan perkiraan dukungan di negara-negara maju lainnya.

Dibandingkan dengan Produk Domestik Bruto (PDB), dukungan publik sekitar tiga kali lebih tinggi di China dibandingkan di Prancis sebesar 0,55 persen dan empat kali lebih tinggi dibandingkan di Jerman sebesar 0,41 persen dan Amerika Serikat sebesar 0,39 persen.

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement