Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Hutan Lindung di Danau Toba Terbakar, DPR: Cukup Ironi Hanya Ditangani Seadanya

Achmad Al Fiqri , Jurnalis-Kamis, 18 Juli 2024 |22:51 WIB
 Hutan Lindung di Danau Toba Terbakar, DPR: Cukup Ironi Hanya Ditangani Seadanya
Ilustrasi (Foto: Dok Okezone)
A
A
A

 

JAKARTA - Anggota Komisi IV DPR, Daniel Johan menyoroti keterbatasan alat pemadam untuk mengatasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Hutan Lindung Siarubung/Dolok Sijonaha yang termasuk dalam kawasan wisata Danau Toba di Kabupaten Samosir, Sumatera Utara (Sumut).

“Kami sangat menyesalkan karhutla lagi-lagi kembali terjadi, apalagi kebakaran terjadi di hutan lindung yang berfungsi sebagai perlindungan sistem penyangga kehidupan kita,” kata Daniel dalam keterangannya, Kamis (18/7/2024).

Daniel pun memberi catatan kepada Pemerintah karena kurangnya antisipasi untuk menghadapi karhutla. Menurutnya, Pemerintah harus bisa lebih sigap dalam antisipasi karhutla, salah satu caranya dengan menyiapkan sarana pemadaman yang maksimal.

“Karhutla ini selalu berulang setiap tahunnya di saat musim kemarau. Pemerintah harusnya lebih sigap dalam melakukan antisipasi. Siapkan sarana pemadam karhutla yang maksimal!” terang Daniel.

Diketahui, pemadaman api dilakukan oleh tim gabungan yang terdiri dari Personel Kesatuan Pengelola Hutan Wilayah VIII Dolok Sanggul, Manggala Agni Daerah Operasional Aek Nauli, Pemerintah Kabupaten Samosir, aparat TNI dan Polri setempat, serta kelompok tani hutan.

Mobil pemadam kebakaran dan pompa air bertekanan tinggi telah dikerahkan, namun tidak semua titik api bisa diakses. Akibat keterbatasan alat dan personel dalam menjangkau kawasan yang terbakar, petugas tidak bisa mengakses beberapa titik api besar.

“Pemerintah seharusnya siapkan helikopter water bombing di daerah-daerah yang kerap terjadi karhutla, termasuk di kawasan Danau Toba,” terang Daniel.

“Khususnya saat musim kemarau seperti sekarang sehingga saat ada muncul karhutla, api bisa langsung cepat dipadamkan dan tidak semakin menyebar,” sambung Daniel.

Daniel menilai, Pemerintah kurang memberi perhatian untuk penanganan karhutla yang terus menerus terjadi. Bahkan karhutla di kawasan Danau Toba ini lebih luas dibanding tahun lalu dan area yang terbakar sebagian besar adalah lahan kritis di perbukitan yang sudah mengering, khususnya di Kecamatan Harian dan Sianjur Mula-Mula.

“Ini cukup ironi ya. Karhutla di area Danau Toba yang merupakan kawasan strategis nasional dan destinasi pariwisata superprioritas hanya ditangani ‘seadanya’ saja dan tidak cukup dianggap penting untuk mendapat sarana terbaik,” tukas Daniel.

Diketahui, karhutla terjadi di kawasan dekat Desa Aek Sipitudai, Kecamatan Sianjur Mula-Mula, Samosir pada Minggu 14 Juli 2024. Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Pemerintah Provinsi Sumut, menduga api berawal dari pembukaan lahan dan sudah melahap lebih dari 100 hektar hutan lindung.

(Fakhrizal Fakhri )

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement