Sektor ketiga terkait pengembangan SDM, dimana Presiden menegaskan pentingnya pendidikan dan pelatihan yang inklusif, termasuk bagi perempuan dan pemuda untuk meningkatkan produktivitas dan inovasi.
Oleh karena itu, Presiden menyebut bahwa penyusunan regulasi dari parlemen diperlukan untuk mendorong kerja sama _people to people_, serta berbagi pengalaman dan pengetahuan yang mencakup semua lapisan masyarakat.
“Melalui kemitraan parlemen ini, mari kita perkuat semangat persaudaraan, rasa saling percaya, dan sikap saling menghormati termasuk penghormatan terhadap kedaulatan dan integritas wilayah. Saya yakin melalui kolaborasi yang kuat kita dapat menjaga stabilitas dan mencapai kemakmuran di kawasan Pasifik,” ujar Presiden.
Presiden menekankan pentingnya inisiatif strategis dalam memperkuat hubungan dan kerja sama di kawasan Pasifik. Menurut Presiden, kemitraan parlemen sangat krusial dalam menghadapi tantangan global yang sedang dihadapi saat ini.
“Kerja sama parlemen dapat dimanfaatkan untuk berbagi pengalaman, untuk berbagi _best practice_ dalam mencari solusi bersama karena parlemen adalah jembatan antara aspirasi rakyat dan kebijakan publik,” kata Presiden.
Turut hadir dalam acara tersebut adalah Ketua Parlemen Tonga Lord Fatafehi Fakafanua, Ketua DPR RI Puan Maharani, Ketua MPR RI Bambang Soesatyo, para pimpinan lembaga tinggi negara, dan para Menteri Kabinet Indonesia Maju. Turut hadir pula perwakilan parlemen dari sejumlah negara di kawasan pasifik, di antaranya Kepulauan Cook, Federasi Mikronesia, Republik Fiji, Republik Kiribati Ribaberiki, Republik Nauru, Papua Nugini, Republik Kepulauan Marshall, Samoa, Kepulauan Solomon, Kerajaan Tonga, dan Tuvalu.
(Arief Setyadi )