Namun kini pertanyaannya adalah seberapa jauh Israel akan bertindak dalam menanggapi tragedi pada Sabtu (27/7/2024), yang merupakan kehilangan nyawa terbesar dalam serangan lintas perbatasan sejak Oktober.
Ribuan orang berbaris di jalan-jalan kota untuk berduka atas para korban muda, sambil memegang bunga dan foto saat mereka berkerumun di samping peti mati putih kecil. Hizbullah mengatakan bahwa mereka tidak menembakkan roket mematikan itu, tetapi pemerintah Israel bersikeras bahwa itu bohong. Setelah serangan itu, militan Lebanon dikatakan telah membersihkan beberapa lokasi penting di selatan negara itu dan lembah Bekaa timur sebagai antisipasi serangan Israel berskala besar.
Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu kembali lebih awal dari AS untuk memimpin rapat kabinet keamanan, di tengah seruan untuk membalas dengan keras. Netanyahu telah berjanji bahwa Hizbullah akan membayar harga yang mahal yang belum dibayarkannya hingga saat ini.
(Susi Susanti)