Gambar lainnya menunjukkan sekelompok pria yang sebagian besar berkulit hitam mengenakan penutup mata dengan tangan terikat di belakang punggung.
BBC belum bisa memastikan keaslian video tersebut.
Jamaat Nusrat al-Islam wal-Muslimin (JNIM), yang berafiliasi dengan al-Qaeda, juga mengaku bertanggung jawab atas serangan itu.
Militan Islam mengatakan mereka membunuh 50 tentara bayaran Rusia dalam penyergapan yang rumit.
Lebih dari satu dekade lalu, pemerintah pusat Mali kehilangan kendali atas sebagian besar wilayah utara menyusul pemberontakan Tuareg, yang dipicu oleh tuntutan pembentukan negara bagian.
Keamanan negara kemudian semakin diperumit dengan keterlibatan militan Islam dalam konflik tersebut.
Ketika merebut kekuasaan melalui kudeta pada 2020 dan 2021, pihak militer menyebut ketidakmampuan pemerintah mengatasi kerusuhan tersebut.
Junta baru memutuskan aliansi jangka panjang Mali dengan bekas negara kolonial Prancis dan mendukung Rusia dalam upaya meredam kerusuhan.
Namun kelompok tentara bayaran Wagner pada dasarnya dibubarkan setelah pemimpinnya Yevgeny Prigozhin melakukan pemberontakan tahun lalu, yang menyebabkan penggantinya di Afrika Barat oleh Korps Afrika.
(Susi Susanti)