Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Presiden Lai Peringatkan Invasi China ke Taiwan Akan Jadi Krisis Global yang Lebih Buruk dari Perang Ukraina Atau Covid

Susi Susanti , Jurnalis-Selasa, 30 Juli 2024 |18:11 WIB
Presiden Lai Peringatkan Invasi China ke Taiwan Akan Jadi Krisis Global yang Lebih Buruk dari Perang Ukraina Atau Covid
Presiden Lai Peringatkan Invasi China ke Taiwan Akan Jadi Krisis Global yang Lebih Buruk dari Perang Ukraina Atau Covid (Foto: Independent)
A
A
A

TAIWAN - Presiden Taiwan Lai Ching-te telah memperingatkan bahwa invasi China atau Tiongkok ke pulau yang mempunyai pemerintahan sendiri ini akan memiliki dampak global yang lebih buruk dibandingkan perang Ukraina atau pandemi Covid-19.

Lai menyampaikan hal ini pada Selasa (30/7/2024) dalam pertemuan terbesar yang pernah dihadiri para anggota parlemen dan pejabat asing di Taipei, pada pertemuan puncak yang dipimpin oleh Aliansi Antar-Parlemen untuk Tiongkok. Koalisi tersebut, yang beranggotakan ratusan anggota parlemen di lebih dari 35 negara, berfokus pada pemantauan ancaman Beijing terhadap demokrasi dan hak asasi manusia.

Anggota parlemen itu bertemu pada Senin (29/7/2024) dan mengadakan diskusi panel pada Selasa (30/7/2024) di acara tersebut, yang dihadiri oleh The Independent, yang berlangsung meskipun ada tekanan kuat terhadap peserta dari pemerintah Tiongkok.

Lai mengatakan dia berharap Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ini akan memungkinkan dunia untuk memahami bahwa konflik apa pun di Selat Taiwan akan memiliki dampak ekonomi yang lebih besar terhadap dunia dibandingkan perang Rusia-Ukraina dan Covid-19.

Anggota parlemen dari negara-negara termasuk Inggris, Australia, Jepang dan Korea Selatan telah melakukan perjalanan ke Taipei untuk menghadiri pembicaraan tersebut.

Setidaknya delapan dari mereka yang diundang telah angkat bicara karena dihubungi oleh pejabat Tiongkok yang mendesak mereka untuk tidak hadir. Beberapa bahkan ditawari undangan untuk mengunjungi daratan Tiongkok, atau diminta menjelaskan mengapa mereka berencana melakukan perjalanan ke Taiwan.

Presiden Taiwan memuji mereka yang menghadiri perundingan karena tetap hadir meskipun ada taktik pemblokiran yang dilakukan Tiongkok, yang ia gambarkan sebagai bagian dari kampanye intimidasi yang lebih luas yang dirancang dengan satu tujuan akhir yakni ekspansi eksternal otoriter Xi Jinping untuk menguasai Taiwan.

 

Lai mengatakan pulau tersebut memiliki rencana aksi terperinci jika terjadi invasi dari Tiongkok, dan memuji pelaksanaan latihan pertempuran nyata tanpa naskah pada awal bulan ini untuk meningkatkan kekuatan pertahanannya.

Namun dia menegaskan bahwa hal ini bukanlah hasil yang diinginkan Taiwan. “Perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan berkaitan erat dengan demokrasi global, perdamaian dan kemakmuran,” katanya.

“Taiwan akan melakukan segala upaya untuk bekerja sama dengan mitra-mitra demokratisnya untuk membangun ‘payung demokrasi’ guna melindungi negara-negara mitra demokratis dari ancaman ekspansi otoriter,” ujarnya pada pertemuan para anggota parlemen, jurnalis, dan analis.

Pada Senin (29/7/2024), sebelum diskusi dimulai, Kementerian Luar Negeri Taiwan menjamu para anggota parlemen yang berkunjung dalam tur diplomatik di pulau tersebut. Ini menjadi sebuah perjalanan yang diselingi oleh Tiongkok yang mengirimkan setidaknya selusin pesawat tempur melintasi garis tengah Selat Taiwan.

(Susi Susanti)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement