GAZA - Ribuan warga Palestina melarikan diri dari komunitas di Jalur Gaza tengah pada Senin (29/7/2024) karena adanya perintah evakuasi baru dari Israel. Perintah ini semakin memperburuk keadaan kemanusiaan di daerah yang sudah dibanjiri oleh pengungsi yang melarikan diri dari serangan di selatan.
Kelompok Islam Hamas menuduh Israel menghalangi gencatan senjata. Hamas mengatakan bahwa pemerintahan Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu telah memasukkan persyaratan baru ke dalam proposal gencatan senjata yang sudah lama ada pada perundingan terbaru, yang dilakukan melalui mediator internasional.
Pasukan Israel telah menghabiskan beberapa minggu terakhir melancarkan operasi besar di wilayah yang sebelumnya mereka klaim telah menumbangkan pejuang Hamas. Saat ini pasukan Israel telah menguasai hampir seluruh Jalur Gaza dalam hampir 10 bulan perang,
Ratusan ribu orang telah berkumpul di Deir al-Balah, sebuah kota kecil di tengah daerah kantong yang merupakan satu-satunya wilayah besar yang belum diserbu, banyak dari mereka yang terpaksa pergi ke sana karena pertempuran di reruntuhan Khan Younis lebih jauh ke selatan sejak pekan lalu.
Dalam serangan terbarunya, Israel memerintahkan penduduk pada hari Minggu untuk meninggalkan Al-Bureij, di timur laut Deir.
"Apa yang tersisa? Benar? Deir penuh dengan orang. Semua orang ada di Deir. Seluruh Gaza. Ke mana orang harus pergi?,” terang Aya Mansour kepada Reuters di Deir setelah melarikan diri dari Bureij.
Militer Israel mengatakan jet tempur mencapai 35 sasaran di Jalur Gaza selama sehari terakhir ketika pasukan memerangi pejuang di Khan Younis dan Rafah, dekat perbatasan dengan Mesir.
Sayap bersenjata Hamas dan Jihad Islam mengatakan baku tembak sengit sedang berlangsung di kedua wilayah tersebut serta di pinggiran Tel Al-Hawa di Kota Gaza lebih jauh ke utara.
Pejabat medis Palestina mengatakan sedikitnya delapan orang tewas dalam serangan udara Israel sebelumnya di Khan Younis.
Sebagai tanda terbaru dari memburuknya keadaan darurat kesehatan masyarakat, Kementerian Kesehatan Gaza mengumumkan epidemi polio, setelah virus tersebut terdeteksi dalam sampel limbah.
Pada Minggu (28/7/2024), militer mengeluarkan perintah evakuasi baru ke beberapa distrik di Bureij, memaksa ribuan orang meninggalkan daerah tersebut sebelum tentara meledakkan beberapa rumah.
Beberapa keluarga menggunakan kereta keledai dan becak untuk membawa barang-barang yang tersisa. Banyak yang berjalan kaki beberapa km untuk mencapai Deir atau kota al-Zawayda di sebelah barat.
Philippe Lazzarini, kepala UNRWA, badan bantuan PBB untuk Palestina, mengatakan hanya 14% dari Jalur Gaza yang belum mendapat perintah evakuasi dari militer Israel. Orang-orang terpaksa mengungsi berulang kali, seringkali hanya dalam waktu beberapa jam saja.
(Susi Susanti)