Dikutip dari Al Jazeera, berdasarkan investigasi yang dilakukan IRGC, serangan terhadap Haniyeh “dilakukan dengan menembakkan proyektil jarak pendek yang membawa sekitar 7kg [15,4lb] bahan peledak dan diluncurkan dari luar kediaman tamu”.
Saat memberikan keterangan tersebut, IRGC menegaskan Israel akan menerima “hukuman keras pada waktu dan tempat yang tepat” atas pembunuhan Haniyeh, yang mendapat dukungan Amerika Serikat. Namun, Israel tidak membenarkan atau membantah peran tersebut.
Berbeda dengan AS yang mengatakan pihaknya “tidak mengetahui atau terlibat dalam” pembunuhan Haniyeh. Menurut mereka, pembunuhan Haniyeh mengancam akan menjerumuskan Timur Tengah ke dalam konflik lebih lanjut di tengah perang Israel yang tiada henti di Jalur Gaza.
(Maruf El Rumi)