SEMARANG – Polemik Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) terus bergulir. Ketua Umum PBNU K.H. Yahya Cholil Staquf saat ditanya wartawan usai pelantikan
Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (NU) Jateng Masa Khidmat 2024 – 2029 di Auditorium Universitas Islam Sultan Agung (Unissula), Kota Semarang, Sabtu (3/8/2024). Saat itu, dia ditanya wartawan soal bagaimana polemik PBNU dan PKB.
“Gini ya, itu kan kemarin ada Toyota (analoginya), itu produksi mobil, sudah dilempar ke pasar, sudah laku, ternyata ada kesalahan sistem di mobil itu, maka ditarik kembali produknya untuk diperbaiki sistemnya,” jawab Gus Yahya menganalogikan.
Pada sambutan yang disampaikan di kegiatan pelantikan itu, Gus Yahya juga menyebutkan pesan dari Mustasyar PBNU Ahmad Mustofa Bisri alias Gus Mus. Dia menyebut, NU harus berada di atas negara, tidak boleh di bawah partai.
“Saya dan teman-teman PBNU sowan (berkunjung mendatangi) mustasyar KH Mustofa Bisri, mohon pesan, wasiat beliau kepada kami, NU harus berada di atas negara,” kata Gus Yahya.
Ini diartikan, sebutnya, NU harus mampu terus berkontribusi menyangga keutuhan NKRI. “Di bawah negara saja tidak boleh, apalagi di bawah partai,” tandasnya.
Sementara itu, setelah pelantikan kepengurusan yang baru ini, Gus Yahya mengatakan pihaknya akan melakukan konsolidasi nasional, di mana PWNU Jateng akan jadi bagian dari keseluruhan konsolidasi nasional yang sudah dibangun.