Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Profil Fuad Shukr, Pemimpin Hizbullah yang Dibunuh Israel

Relita Rahel Kristiyanto , Jurnalis-Selasa, 06 Agustus 2024 |13:46 WIB
Profil Fuad Shukr, Pemimpin Hizbullah yang Dibunuh Israel
Profil Fuad Shukr, Pemimpin Hizbullah yang dibunuh Israel (Foto: AP dan X)
A
A
A

BEIRUT - Nasib pemimpin Hizbullah Fuad Shukr masih diselimuti misteri. Upaya pembunuhannya yang dilakukan dalam serangan pesawat tak berawak Israel terhadap sebuah gedung dilakukan di pinggiran selatan ibu kota Lebanon, Beirut. 

Lalu siapakah Shukr dan mengapa dia menjadi target utama oleh Israel? Menurut situs web Rewards for Justice milik pemerintah AS, Shukr, 62 tahun,  juga dikenal sebagai Al-Hajj Mohsen, lahir di kota Nabatieh di Baalbek di Lebanon timur. Washington telah menawarkan hadiah hingga USD5 juta (Rp81 miliar) untuk informasi tentang Shukr, yang mereka gambarkan sebagai penasihat militer senior untuk Sekretaris Jenderal Hizbullah Hassan Nasrallah. 

Shukr beroperasi dalam badan militer tertinggi Hizbullah yaitu Dewan Jihad. Ia telah membantu para pejuang Hizbullah dan pasukan pemerintah pro-Suriah dalam kampanye militer kelompok itu melawan pasukan oposisi Suriah di Suriah, menurut sumber yang sama.

Ia memainkan peran penting dalam pengeboman barak Marinir AS di Beirut pada tahun 1983 yang menewaskan 241 personel militer Amerika dan melukai 128 lainnya. Pada tahun 2019, Departemen Luar Negeri AS menetapkan Shukr sebagai teroris atas pekerjaannya atas nama Hizbullah.

Kekhawatiran meningkat tentang perang besar-besaran antara Israel dan Hizbullah di tengah pertukaran serangan lintas batas antara kedua belah pihak.

Eskalasi terjadi dengan latar belakang serangan mematikan Israel di Gaza yang telah menewaskan lebih dari 39.300 orang sejak Oktober lalu, menyusul serangan oleh kelompok perlawanan Palestina Hamas.

 

Dilansir dari Al Jazeera ada alasan mengapa Shukr menjadi target utama oleh Israel. Menurut perencana militer Israel, Shukr bertanggung jawab atas serangan rudal yang menewaskan 12 anak yang sedang bermain sepak bola di Majdal Shams di Dataran Tinggi Golan yang diduduki pada hari Sabtu. Sementara itu, Hizbullah membantah bertanggung jawab atas serangan tersebut.

Serangan tersebut terbukti menjadi titik api dalam politik Israel ketika delegasi menteri Israel yang berusaha mengunjungi pemakaman beberapa anak yang terbunuh, setelah mengabaikan permintaan untuk tidak melakukannya, kemudian diserang secara verbal oleh penduduk desa yang berduka atas kehilangan anak-anak tersebut.

Dewan Keamanan Israel memberi wewenang kepada Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan Yoav Gallant untuk mengambil tindakan apa pun yang mereka anggap tepat.

(Susi Susanti)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement