DHAKA - Presiden Bangladesh membubarkan parlemen pada Selasa (6/8/2024), sehari setelah Perdana Menteri (PM) Sheikh Hasina dipaksa mengundurkan diri. Ini menjadi tuntutan utama para pendemo yang telah berhasil menggulingkan pemerintahan.
"Presiden telah membubarkan parlemen," kata Shiplu Zaman, sekretaris pers Presiden Mohammed Shahabuddin, dalam sebuah pernyataan.
Koordinator protes mahasiswa Bangladesh Asif Mahmud menyambut baik pembubaran parlemen. Dia mengatakan ultimatum mahasiswa telah dipenuhi.
Postingan Mahmud di Facebook ini telah menarik lebih dari 100.000 like.
Sebelumnya ia dan pemimpin protes mahasiswa lainnya memperingatkan langkah-langkah keras jika pejabat gagal memenuhi tuntutan mereka.
Pembubaran tersebut membuka jalan bagi pembentukan pemerintahan sementara.
Para mahasiswa pengunjuk rasa Bangladesh ini diketahui menolak pengumuman militer bahwa mereka akan membentuk pemerintahan sementara. Koordinator protes mahasiswa Bangladesh telah merilis sebuah video di Facebook yang mengatakan bahwa mereka tidak akan menerima pemerintahan militer.
Mereka menyerukan pembentukan pemerintahan sementara baru dengan peraih Nobel Perdamaian Muhammad Yunus sebagai penasihat utamanya.
"Pemerintah mana pun selain yang kami rekomendasikan tidak akan diterima," terang Nahid Islam, salah satu organisator utama gerakan mahasiswa, mengatakan dalam video tersebut. Dia menambahkan bahwa Yunus telah setuju untuk mengambil peran tersebut.
"Kami tidak akan menerima pemerintahan yang didukung atau dipimpin oleh militer,” lanjutnya.
(Susi Susanti)