JAKARTA - Duta Besar Palestina untuk Indonesia Zuhair Al Shun menegaskan kematian Ismail Haniyeh tak akan berpengaruh terhadap pembicaraan kesepakatan persatuan antara faksi Hamas dan Fatah. Dia meyakini kedua faksi akan melanjutkan pembicaraan sesuai kebijakannya.
Hal itu dikatakan Zuhair dalan konferensi pers usai menggelar pertemuan dengan pimpinan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), di kantor PBNU Jakarta Pusat, Senin (5/8/2024). Turut mendampingi dalam konferensi pers itu, Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf.
“Apakah kalian pikir pembunuhan terhadap pemimpin Palestina bisa menghentikan pembicaraan? Tidak. Semua orang tahu itu,” kata Zuhair.
Menurutnya, kematian Ismail Haniyeh bukan akhir dari kekejaman Israel terhadap para pemimpin Palestina. Sebab dari dulu militer Israel telah melakukan pembunuhan kepada para pimpinan Palestina.
"Semua orang tahu bahwa Israel membunuh Yasser Arafat, Abu Jihad, telah dibunuh Yahud Bahrak. Salah Khalaf Abu Iyad dibunuh, dan kalian tahu itu. Ahmad Yasin sudah dibunuh, sekarang Ismail Haniyeh dan ini bukan akhir, bukan akhir, Israel mencoba untuk membunuh lebih banyak dan lebih," sambungnya.
Zuhair menyebutkan Presiden Palestina Mahmoud Abbas sangat terbuka untuk menyatukan semua faksi-faksi menjadi satu pemerintahan. Maka dari itu, persatuan Hamas dan Fatah disambut baik agar Palestina tidak terpecah belah.
"Satu pemerintahan, satu kebijakan bukan dua kebijakan. satu otoritas. Ini yang kita cari, Palestina tidak perlu terbelah-belah. Itulah kenapa, semoga setelah babak ini, semoga kita kembali ke arah yang benar," sambungnya.
(Qur'anul Hidayat)