Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

4 Negara yang Siap Menyerang Israel Setelah Kematian Ismail Haniyeh, Iran Posisi Standby

Relita Rahel Kristiyanto , Jurnalis-Rabu, 07 Agustus 2024 |17:20 WIB
4 Negara yang Siap Menyerang Israel Setelah Kematian Ismail Haniyeh, Iran Posisi <i>Standby</i>
Beberapa negara menyatakan kesiapannya untuk menyerang Israel sebagai balasan atas kematian pemimpin Hamas Ismail Haniyeh (Foto: AP)
A
A
A

IRAN - Setelah kematian Ismail Haniyeh, pemimpin Hamas di Jalur Gaza pada tahun 2017 lalu, beberapa negara menyatakan kesiapannya untuk menyerang Israel sebagai balasan. Pembalasan ini dianggap sebagai respons tercepat terhadap serangan Israel yang terus membabi buta di Gaza dengan membunuh banyak pemimpin Hamas.

Berikut adalah empat negara yang secara terbuka menunjukkan kesiapannya menyerang Israel dilansir berbagai sumber:

1. Iran
Dikutip dari The times of Israel, Iran segera merespon kematian Haniyeh dengan perintah dari Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei untuk melakukan serangan langsung terhadap Israel. Dukungan Iran terhadap Hamas dan peran sentralnya dalam "poros perlawanan" memperkuat kemungkinan ini. "Poros Perlawanan" adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan aliansi antara Iran, Hezbollah, kelompok militan Palestina, dan berbagai kelompok militan lainnya yang menentang Israel. Koalisi ini sering berkoordinasi dalam serangan terhadap Israel dan mendukung satu sama lain dalam menghadapi respons militer Israel.

2. Hizbullah (Lebanon)
Dikutip dari Al Jazeera, Hizbullah, yang bersekutu dengan Iran, meningkatkan serangan ke Israel dari perbatasan Lebanon setelah kematian Haniyeh. Hubungan dekat antara Hizbullah dan Hamas serta kebencian terhadap Israel menjadikan mereka pihak yang mungkin menyerang.

3. Suriah
Dikutip dari BBC, pemerintah Suriah, yang telah lama bersekutu dengan Iran dan memberikan dukungan kepada kelompok-kelompok militan Palestina, mungkin juga akan terlibat dalam serangan terhadap Israel sebagai bentuk solidaritas dengan Hamas.

 

4. Houthi (Yaman)
Dikutip dari Al Jazeera, kelompok Houthi di Yaman, yang juga mendapat dukungan dari Iran, mengeluarkan pernyataan yang mengutuk pembunuhan Haniyeh dan menyatakan kesiapan mereka untuk menyerang Israel sebagai bagian dari perlawanan.

Ketegangan meningkat dikarenakan kematian pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, yang diduga akibat serangan udara Israel di Teheran. Haniyeh, yang memainkan peran penting dalam perlawanan terhadap Israel, menjadi simbol penting bagi kelompok-kelompok perlawanan di wilayah tersebut. Kematian Haniyeh memicu reaksi keras.

Selain itu, isu utama yang menyebabkan ketegangan adalah program nuklir Iran. Israel dan banyak negara Barat khawatir bahwa Iran sedang mengembangkan senjata nuklir, meskipun Iran mengklaim bahwa program nuklirnya adalah untuk tujuan damai. Israel telah beberapa kali melancarkan serangan terhadap fasilitas nuklir Iran, dan Iran membalas dengan ancaman terhadap Israel.

Ketegangan antara Israel dan Iran telah berlangsung selama beberapa dekade, terutama dipicu oleh perbedaan ideologi, politik, dan kebijakan regional. Sejak Revolusi Iran 1979, yang mengubah Iran menjadi sebuah republik Islam, negara tersebut telah mengambil sikap yang sangat keras terhadap Israel, yang mereka anggap sebagai musuh utama di Timur Tengah.
 

(Susi Susanti)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement