GAZA - Setelah dua hari negosiasi panjang di Doha, Qatar, Hamas telah menunjuk Yahya Sinwar sebagai pemimpin keseluruhannya yang baru. Penunjukan ini menggantikan Ismail Haniyeh yang dibunuh di Teheran, Iran, pada minggu lalu.
Sejak 2017, Sinwar telah menjabat sebagai pemimpin kelompok tersebut di dalam Jalur Gaza. Dia sekarang akan menjadi pemimpin sayap politiknya. Seorang pejabat senior Hamas mengatakan kepada BBC bahwa pimpinan Hamas dengan suara bulat memilih Sinwar untuk memimpin gerakan tersebut.
Pengumuman tersebut muncul pada saat ketegangan meningkat di Timur Tengah, karena Iran dan sekutunya mengancam akan membalas dendam atas pembunuhan Haniyeh. Mereka menyalahkan Israel namun Israel belum berkomentar.
Selama dua hari di Doha, pertemuan intensif yang melibatkan tokoh-tokoh terkemuka Hamas membahas pilihan untuk pemimpin kelompok berikutnya. Banyak skenario yang dibahas, namun pada akhirnya, hanya dua nama yang diajukan. Yakni Yahya Sinwar, dan Mohammed Hassan Darwish, seorang tokoh bayangan yang mengepalai Dewan Syura Umum, sebuah badan yang memilih Politbiro Hamas.
Dewan tersebut memberikan suara bulat untuk memilih Sinwar, dalam apa yang digambarkan oleh seorang pejabat Hamas kepada BBC sebagai pesan pembangkangan terhadap Israel.
"Mereka membunuh Haniyeh, orang yang fleksibel yang terbuka terhadap solusi. Sekarang mereka harus berurusan dengan Sinwar dan pimpinan militer," kata pejabat itu.