Dia ditunjuk menjadi pemimpin sementara Bangladesh menyusul kekacauan selama berminggu-minggu.
Lebih dari 400 orang dilaporkan tewas setelah protes yang berusaha menghapuskan sistem kuota untuk pekerjaan pegawai negeri dimulai pada bulan Juli.
Sepertiga dari pekerjaan ini diperuntukkan bagi keluarga veteran dari perang kemerdekaan Bangladesh dari Pakistan, yang terjadi pada tahun 1971. Para pegiat berpendapat bahwa sistem tersebut diskriminatif dan perlu dirombak.
Meskipun tuntutan ini sebagian besar dipenuhi setelah Mahkamah Agung mendukung tuntutan para mahasiswa dan sangat mengurangi skala sistem kuota, protes kemudian berubah menjadi gerakan antipemerintah yang lebih luas yang dipicu oleh tindakan keras.
Media dan demonstran Bangladesh menyalahkan polisi atas meningkatnya jumlah korban tewas. Para pejabat menyatakan bahwa petugas hanya pernah melepaskan tembakan untuk membela diri atau untuk melindungi properti negara. Para mahasiswa dan pendukung mereka telah berencana untuk berbaris menuju kediaman perdana menteri pada Senin (5/8/2024).
Namun sebelum pawai dapat berjalan dengan baik, tersiar kabar bahwa Hasina telah meninggalkan Bangladesh dan mengundurkan diri sebagai PM.Saat ini ia berada di Delhi.
(Susi Susanti)