Karena perbedaan pendapat ini akhirnya kedua tokoh kemerdekaan itu pun memillih jalannya masing-masing.
Soedirman bergerilya, Soekarno berdiplomasi. Namun pada akhirnya Soekarno dan Muhammad Hatta melunak kepada Belanda dengan memilih berunding, sedangkan Soedirman terus berjuang dalam kondisi sakit paru-paru dan harus memimpin dari atas tandu.
Soedirman pun dibuat kecewa setelah mendengar kabar Soekarno dan Hatta menyerah ke Belanda daripada ikut bergerilya dengannya.
Sang jenderal pun tidak mengakui hasil perundingan Roem-Roijen pada 7 Mei 1947 karena dalam perjanjian itu tertulis jika pasukan RI harus berhenti bergerilya.
(Salman Mardira)