Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Tak Ingin Jadi Medan Perang Iran dan Israel, Yordania Siap Cegat Rudal yang Melintas

Erha Aprili Ramadhoni , Jurnalis-Minggu, 11 Agustus 2024 |18:12 WIB
Tak Ingin Jadi Medan Perang Iran dan Israel, Yordania Siap Cegat Rudal yang Melintas
Tak ingin jadi medan perang Iran dan Israel, Yordania siap cegat rudal yang melintas. (Reuters)
A
A
A

KAIRO - Yordania menyatakan tidak akan menjadi medan perang bagi Iran atau Israel. Yordania tdak akan membiarkan wilayah udaranya dilanggar yang dapat membahayakan keselamatan warga.

Hal itu disampaikan Menteri Luar Negeri Yordania Ayman Safadi, Sabtu (10/8/2024) waktu setempat. Itu karena kawasan itu bersiap menghadapi kemungkinan gelombang serangan baru oleh Teheran dan sekutunya menyusul pembunuhan anggota senior kelompok militan Hamas dan Hizbullah minggu lalu.

"Kami tidak akan menjadi medan perang bagi Iran atau Israel. Kami memberi tahu Iran dan Israel bahwa kami tidak akan membiarkan siapa pun melanggar wilayah udara kami dan membahayakan keselamatan warga negara kami," kata Menteri Luar Negeri Yordania dalam sebuah wawancara dengan TV Al Arabiya milik Saudi, sebagaimana dilansir Reuters, Minggu (11/8/2024).

"Kami akan mencegat apa pun yang melewati wilayah udara kami atau menganggapnya sebagai ancaman bagi kami atau warga negara kami," ujarnya.

Pada bulan April, Yordania, yang terletak di antara Iran dan Israel, mengatakan telah mencegat benda terbang yang memasuki wilayah udaranya saat Teheran meluncurkan pesawat nirawak peledak dan menembakkan rudal ke Israel dalam serangan balasan langsung pertama dari jenisnya.

 

Setelah serangan itu, yang dilancarkan sebagai balasan atas dugaan serangan Israel terhadap kompleks kedutaan besar Iran di Suriah, pejabat Yordania, Irak, dan Turki masing-masing mengatakan Iran telah memberi mereka peringatan dini atas tindakannya.

Iran telah berulang kali bersumpah untuk "menghukum" Israel sejak pembunuhan Ismail Haniyeh, pemimpin politik kelompok Islam Palestina yang didukung Iran, Hamas, di Teheran pada 31 Juli. Iran dan Hamas menyalahkan Israel atas pembunuhan itu.

Israel belum mengklaim atau menyangkal bertanggung jawab atas pembunuhan itu, yang telah memicu kekhawatiran bahwa perang antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza dapat meluas menjadi konflik Timur Tengah yang lebih luas.

Kekhawatiran itu juga dipicu oleh terbunuhnya komandan militer tertinggi kelompok bersenjata Lebanon, Hizbullah, Fuad Shukr, dalam serangan Israel di pinggiran selatan Beirut beberapa jam sebelum pembunuhan Haniyeh.

(Erha Aprili Ramadhoni)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement