IRAN - Iran dan Israel akan mencoba menghindari perang besar-besaran karena takut akan kehancuran yang dapat ditimbulkannya bagi kedua negara. Perang dingin antara kedua negara memanas ketika pemimpin Hamas Ismail Haniyeh dibunuh di Teheran. Para pejabat Iran, termasuk Pemimpin Tertinggi Ali Khamenei, menjanjikan tanggapan keras yang menurut banyak orang akan terjadi cepat atau lambat.
Mantan direktur CIA dan Komandan CENTCOM AS David Petraeus angkat bicara dalam sebuah wawancara, di tengah laporan tentang serangan Iran yang akan segera dilakukan terhadap Israel.
"Saya pikir, Iran, harus menanggapi," kata Petraeus kepada Marzia Hussaini dari Iran International.
"Ini merupakan pukulan besar bagi kehormatan Iran. Ini merupakan kegagalan intelijen yang besar dan kegagalan keamanan. Jadi, mereka harus menanggapi. Namun, saya tidak berpikir Iran ingin terlibat dalam perang langsung dan langsung dengan Israel. Dan sejujurnya, saya tidak berpikir Israel ingin terlibat dalam perang besar-besaran dengan Hizbullah atau dengan Iran. Saya tidak berpikir mereka ingin terlibat dalam hal ini satu sama lain, karena kerusakan pada kedua belah pihak akan sangat, sangat besar," lanjutnya.
Pemerintah di kawasan tersebut dan sekitarnya telah mengintensifkan upaya diplomatik mereka untuk mengantisipasi serangan Iran yang mereka khawatirkan dapat memicu siklus pembalasan yang tidak terkendali dan menyeret mereka ke dalam perang lain di Timur Tengah. Sedikit yang diketahui tentang skala dan sifat balas dendam yang dijanjikan Iran pada tahap ini, tetapi banyak yang khawatir bahwa itu bisa lebih serius daripada serangan balasan terakhir pada bulan April.
"Ada banyak pilihan," kata Jenderal Petraeus tentang target potensial operasi Iran. "Saya yakin mereka sedang mempertimbangkan semuanya mulai dari mencoba menyerang situs militer hingga menyerang infrastruktur penting atau pelabuhan utama atau semacamnya. Jika itu benar-benar berhasil, Israel harus menanggapi dengan cara yang sangat besar, tidak seperti cara mereka menanggapi serangan pesawat nirawak Houthi dan mereka menyebabkan kerusakan besar di pelabuhan Hodeidah di Yaman," ungkapnya.