WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden memantau dengan saksama berbagai peristiwa yang kian memanas antara Israel dan Hizbullah Lebanon. Termasuk serangan terbaru Hizbullah ke Israel.
"Atas arahannya, pejabat senior AS telah berkomunikasi terus-menerus dengan rekan-rekan mereka di Israel. Kami akan terus mendukung hak Israel untuk mempertahankan diri, dan kami akan terus berupaya untuk stabilitas regional," kata juru bicara dewan keamanan nasional Seán Savett.
Pentagon mengatakan Menteri Pertahanan Lloyd Austin berbicara dengan mitranya dari Israel, Yoav Gallant, dan memerintahkan kedua kelompok penyerang kapal induk AS di wilayah tersebut untuk tetap tinggal. Militer AS telah membangun kekuatannya di seluruh wilayah tersebut dalam beberapa minggu terakhir.
Ketua Kepala Staf Gabungan, Jenderal CQ Brown, tiba di Israel Minggu (25/8/2024) malam untuk menghadiri pertemuan tentang apa yang disebut militer Israel sebagai persiapan bersama di wilayah tersebut sebagai bagian dari respons terhadap ancaman di Timur Tengah.
Danny Citrinowicz, seorang pakar di Institut Studi Keamanan Nasional Israel, mengatakan Hizbullah mungkin mencoba menyeimbangkan persamaan tanpa meningkat menjadi perang. Masing-masing pihak berharap narasi mereka akan cukup bagi mereka untuk menyatakan kemenangan dan menghindari konfrontasi yang lebih luas, katanya.
Seperti diketahui, Hizbullah mulai menyerang Israel segera setelah dimulainya perang di Gaza, yang dipicu oleh serangan Hamas pada 7 Oktober ke Israel selatan. Israel dan Hizbullah saling tembak hampir setiap hari, menggusur puluhan ribu orang di kedua sisi perbatasan.