Awal bulan ini, tentara Israel juga mengebom sebuah sekolah yang menampung warga sipil yang mengungsi di Kota Gaza selama salat subuh, menewaskan lebih dari 100 orang.
Pada bulan Desember tahun lalu, pasukan Israel melafalkan doa-doa Yahudi dan lagu-lagu Hanukkah dari mimbar sebuah masjid yang mereka razia di Jenin di Tepi Barat yang diduduki.
Menghancurkan atau menodai Alquran merupakan pelanggaran berat menurut Islam dan penghinaan terhadap iman sekitar 1,9 miliar Muslim di seluruh dunia.
Selama serangan 10 bulan tentara Israel di Gaza, ratusan masjid, termasuk Masjid Agung Omari, yang didirikan di sebuah situs di Kota Gaza yang berusia sekitar 1.400 tahun, telah hancur sebagian atau seluruhnya.
Council on American-Islamic Relations, sebuah kelompok advokasi AS, mengatakan penodaan salinan Alquran dan penargetan masjid di Gaza membuktikan bahwa perang Israel terhadap rakyat Palestina di Gaza juga merupakan perang terhadap Islam itu sendiri.
Kelompok itu juga menyerukan kepada Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden untuk mengecam pelanggaran Israel.
“Pemerintahan Biden harus mengutuk penodaan agama ini dan menangguhkan transfer senjata ke pemerintah Israel untuk memaksa diakhirinya kampanye pembantaian dan kelaparan di Gaza,” kata direktur eksekutif CAIR Nihad Awad dalam sebuah pernyataan.
Serangan Israel telah menewaskan lebih dari 40.200 warga Palestina dan mengubah sebagian besar wilayah Palestina yang terkepung menjadi puing-puing.
(Susi Susanti)