Lebih jauh, Aegis, Patriot, THAAD, dan sistem pertahanan udara lainnya memberi AS kemampuan untuk menembak jatuh ICBM Rusia dan China, di samping rudal udara-ke-udara yang dapat digunakan untuk menghancurkannya dalam fase dorongan beberapa menit setelah peluncuran.
Berbicara tentang laut, laporan tersebut mengatakan bahwa kapal selam Rusia lebih mudah dilacak dan berada dalam jangkauan negara-negara Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).
Penelitian tersebut lebih jauh menyelidiki pembom strategis yang dimiliki China dan Rusia. Menyebut pembom strategis bertenaga turboprop Rusia TU-95MS "Bear" sebagai "lambat dan rentan," laporan tersebut menambahkan bahwa mereka dapat menjadi masalah hanya jika mereka dapat diluncurkan tanpa dicegat, sesuatu yang seharusnya tidak menjadi masalah besar bagi NATO.
Selain itu, pesawat pengebom strategis TU-160/M ‘White Swan’ yang digunakan Rusia untuk mengejutkan AS dan sekutunya hampir tidak ada apa-apanya, karena mereka dikalahkan oleh radar dan kemampuan udara-ke-udara Amerika.
Lebih lanjut, laporan tersebut mengatakan bahwa Tiongkok tidak memiliki pesawat pengebom jarak strategis yang mampu mencapai target di luar 6.835 mil (11.000 km).
Secara keseluruhan, penelitian tersebut menunjukkan bahwa Tiongkok dan Rusia mungkin mencoba meningkatkan kemampuan serangan nuklir dan non-nuklir mereka dalam upaya untuk menyamakan peluang melawan AS dan sekutunya.
Penelitian tersebut juga memperingatkan bahwa perbedaan yang sangat besar tersebut juga dapat menyebabkan kesalahan perhitungan yang berisiko di kedua belah pihak jika terjadi perang.