ISRAEL - Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mengatakan Houthi Yaman akan membayar "harga mahal" setelah rudal yang ditembakkan kelompok itu mendarat di Israel tengah. Militer Israel mengatakan rudal itu mendarat di daerah tak berpenghuni pada Minggu (15/9/2024) pagi,.
Pecahan peluru itu menunjukkan sistem pertahanan udara gagal menghancurkannya sebelum memasuki wilayah udara Israel. Pihak militer sedang menyelidiki bagaimana rudal itu bisa mencapai sejauh itu ke wilayah Israel.
Serangan itu menandai pertama kalinya rudal yang ditembakkan kelompok itu mencapai Israel tengah, yang berjarak sekitar 2.000 km (1.240 mil) dari Yaman.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan telah terjadi upaya berulang untuk menembak jatuh rudal itu pada Minggu (15/9/2024) tetapi kemungkinan besar rudal itu hancur di udara.
Houthi mengklaim operasi itu menggunakan jenis rudal hipersonik baru, yang dapat membantu menjelaskan kegagalan upaya untuk mencegatnya.
Mereka adalah kelompok bersenjata yang merebut sebagian besar Yaman dalam perang saudara yang sedang berlangsung di negara itu dan telah menyatakan diri sebagai bagian dari "poros perlawanan" yang dipimpin Iran terhadap Israel, AS, dan Barat yang lebih luas.
Houthi mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa serangan hari Minggu dilakukan sebagai bentuk solidaritas dengan Palestina dan bahwa Israel harus mengantisipasi lebih banyak serangan menjelang peringatan pertama serangan 7 Oktober.
Pecahan rudal mendarat di stasiun kereta api di kota Modiin, menyebabkan beberapa kerusakan, dan di tanah terbuka dekat bandara internasional utama Israel di pinggiran Tel Aviv. Kerusakan tersebut diyakini disebabkan oleh rudal pencegat milik Israel sendiri.