Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Kebijakan Xi Jinping Pukul Sektor Properti Hong Kong

Rahman Asmardika , Jurnalis-Selasa, 17 September 2024 |15:03 WIB
Kebijakan Xi Jinping Pukul Sektor Properti Hong Kong
Hong Kong. (Foto; Unsplash)
A
A
A

Konsolidasi kekuasaan ini telah berdampak signifikan pada masyarakat sipil Hong Kong, memaksa aktivis pro-demokrasi mengasingkan diri. Akibatnya, banyak bisnis Barat telah mengurangi kehadiran mereka di Hong Kong, yang menyebabkan penurunan investasi.

Awal tahun ini, mantan ketua Morgan Stanley Asia Stephen Roach menulis di Financial Times, "Menyakitkan bagi saya untuk mengakuinya, tetapi Hong Kong sekarang sudah berakhir," mengacu pada pasar saham Hang Seng di wilayah tersebut.

Pasar properti di Hong Kong telah terdampak signifikan oleh perlambatan ekonomi yang berkepanjangan di daratan China. Sejak 2021, pemerintah China telah memberlakukan peraturan yang lebih ketat tentang jumlah pinjaman yang dapat dipinjam pengembang, yang menyebabkan krisis di sektor properti yang terlilit utang besar. Hal ini mengakibatkan beberapa pengembang besar gagal membayar utang mereka, dengan Evergrande menjadi yang paling terkenal, dipaksa melakukan likuidasi awal tahun ini setelah mengakumulasi utang sebesar HKD328 miliar.

Menurut data terbaru dari CBRE, harga rumah di Hong Kong diproyeksikan turun hingga 10 persen selama sisa tahun ini. Statistik resmi pemerintah menunjukkan bahwa harga perumahan telah turun sebesar 3,1 persen di paruh pertama tahun 2024.

New World Development adalah yang terbaru dalam serangkaian pengembang Hong Kong yang menunjukkan tanda-tanda kesulitan keuangan. Bulan lalu, Henderson Land Development melaporkan kerugian setengah tahun sebesar HKD2,3 miliar. Meski Presiden Xi Jinping berupaya menghidupkan kembali sektor properti yang sedang berjuang, keberhasilannya terbatas.

Proyeksi Pertumbuhan Properti

Pada Mei, pemerintah China memperkenalkan paket kebijakan yang ditujukan untuk menarik pembeli kembali ke pasar dengan melonggarkan aturan hipotek. Selain itu, bank sentral meluncurkan fasilitas "pinjaman ulang" sebesar 300 miliar yuan untuk membantu perusahaan milik negara membeli flat komersial yang tidak terjual untuk perumahan yang terjangkau.

 

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement