"Saya memiliki 13 kerabat yang tinggal bersama saya dan ibu saya, mereka mengungsi dari daerah Baalbek. Mereka semua tinggal bersama di rumah kami, yang hanya memiliki satu kamar tidur dan satu ruang tamu,” terangnya.
"Saya harus duduk bersama anak-anak dan berkata, Kami memang mengalami serangan udara di daerah ini, Lembah Bekaa juga, tetapi lebih aman daripada Baalbek dari mana asalmu,” lanjutnya.
“Saya juga menjadi sukarelawan di sekolah-sekolah yang menyediakan perumahan, membantu mereka mendapatkan makanan. Situasinya sangat sulit,” ujarnya.
"Beberapa sekolah di kota saya memiliki pengungsi di dalamnya, banyak orang dari seluruh Lebanon, tetapi sebagian besar datang dari selatan,” ujarnya.
"Penduduk setempat, sukarelawan, mengambil makanan dari rumah-rumah kami dan mencoba untuk mendukung orang-orang ini. Kami telah mencoba untuk berbicara dengan anak-anak, untuk melakukan pertolongan pertama psikologis. Mereka panik dan kami mencoba bermain dengan mereka untuk menenangkan mereka. Mereka menangis karena lapar. Mereka hanya makan biskuit sepanjang hari,” urainya.
Penduduk Bekaa lainnya, Omar Hayek, bekerja dengan beberapa LSM termasuk Medecins Sans Frontieres.
Ia mengatakan kepada BBC bahwa tidak ada rasa aman di wilayah tersebut dan orang-orang tidak yakin apa yang akan terjadi selanjutnya.
"Di daerah Bekaa, kami tidak punya banyak jalan keluar," katanya. "Jika Anda ingin melarikan diri, Anda bisa melarikan diri ke Suriah, dan pertanyaannya adalah, apakah Suriah tempat yang aman bagi kami? Pertanyaan-pertanyaan ini muncul di benak orang-orang, dan Anda merasa tersesat,” ujarnya.
(Susi Susanti)