Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Kisah Jenderal Kopassus Belasan Hari Dikejar Musuh, 5 Hari Tak Makan dan Peluru Tinggal 20 Butir

Qur'anul Hidayat , Jurnalis-Selasa, 01 Oktober 2024 |06:10 WIB
Kisah Jenderal Kopassus Belasan Hari Dikejar Musuh, 5 Hari Tak Makan dan Peluru Tinggal 20 Butir
The Blue Jeans Soldier. (Foto: Dok Ist)
A
A
A

JAKARTA – HUT Ke-79 TNI diperingati hari ini, Selasa 1 Oktober 2024. Dalam momentum ini, Okezone akan membahas sejumlah kisah TNI yang tak lekang oleh zaman. Salah satunya adalah kisah heroik Letjen TNI (Purn) Sutiyoso saat bertugas di medan operasi.

Sutiyoso yang kala itu berpangkat Kapten pernah tidak makan selama lima hari demi menyelamatkan empat anggotanya yang tertembak musuh. Sutiyoso menolak meninggalkan teman-temannya yang sekarat. Kisah itu diceritakannya dalam buku “Sutiyoso The Field General, Totalitas Prajurit Para Komando”.

Awalnya, Sutiyoso dipanggil Ketua G-1/Intelijen Hankam Mayjen TNI LB Moerdani untuk menjalankan tugas penting dan rahasia ke perbatasan Timor Portugis atau Timor-Timor (Timtim) yang saat ini disebut Timor Leste untuk memantau perkembangan situasi politik dan keamanan daerah tersebut yang semakin genting.

Tugas itu diberikan lantaran para pengungsi dari Timor Portugis mulai membanjiri daerah perbatasan di Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk meminta perlindungan. Sementara itu, partai-partai politik di Timor Portugis belum mendapatkan titik temu untuk mengatasi permasalahan yang ada. Bahkan, Pemerintah Portugis sendiri beberapa kali mengadakan perundingan dengan sejumlah partai politik seperti UDT, Fretilin dan Apodeti.

Namun upaya tersebut tidak membuahkan hasil. Bersamaan dengan operasi rahasia itu, Satuan Tugas (Satgas) Intelijen Kopassus di bawah pimpinan Mayor Yunus Yosfiah yang beranggotakan 100 personel dipersiapkan. Seiring perkembangan situasi di Timor Portugis, Satgas dikembangkan dengan membagi menjadi tiga tim yang diberi sandi nama perempuan yakni, Susi, Tuti dan Umi. Masing-masing tim beranggotakan 100 personel sebagai bagian dari tim Operasi Flamboyan.

Tim Susi dipimpin Mayor Infanteri Yunus Yosfiah dengan Wakil Komandan Kapten Infanteri Sunarto. Sedangkan, Tim Tuti dipimpin Mayor Infanteri Tarub dengan wakilnya Kapten Infanteri Agus Salim Lubis. Sementara Tim Umi dipimpin Mayor Infanteri Sofian Effendi dengan Wakil Komandan Kapten Infanteri Sutiyoso.

Sebagai pasukan intelijen tempur terbatas Operasi Flamboyan, ketiga tim tersebut disusupkan dengan penyamaran di mana setiap personel memiliki ciri-ciri berambut gondrong, berpakaian sipil, kemeja dan celana jeans.

Dilengkapi dengan topi dan selendang khas Timor Portugis. Di kemudian hari, ketiga tim ini dikenal dengan sebutan The Blue Jeans Soldiers yang melegenda. Semua anggota pun diberi nama samaran. Sebagai Kasi Intel Satgas, Sutiyoso memilih nama Manix. Nama tersebut terinspirasi dari film mata-mata. Hingga akhirnya Sutiyoso dikenal dengan panggilan Kapten Manix.

Di sisi lain, anggota partai UDT yang dipimpin Ketua Umum Francisco Xavier Lopez da Cruz telah melakukan gerakan revolusioner anti komunis terhadap Fretilin pada 11 Agustus. Namun gerakan tersebut mampu dilumpuhkan Fretilin. Bahkan, tidak sedikit anggota UDT yang ditangkap dan dibunuh oleh Fretilin.

 

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement