Namun, sebelum melakukan serangan, remaja bersenjata itu terlihat oleh anggota geng lawan, yang kemudian menikamnya berulang kali dan membakarnya, kata jaksa penuntut, sebagaimana dilansir Al Jazeera.
Setelah rencana awalnya gagal karena kematian remaja tersebut, tahanan yang sama di Luynes kemudian merekrut anak di bawah umur kedua, seorang anak berusia 14 tahun, untuk melakukan serangan balas dendam dan membunuh seorang anggota geng lawan, dengan menjanjikan akan membayar anak itu 50.000 euro (sekira Rp849 juta)
Setelah diperintahkan untuk melaksanakan misinya, remaja itu dan seorang individu lain menaiki taksi ke lokasi serangan balas dendam. Remaja itu kemudian dilaporkan meminta pengemudi berusia 36 tahun yang tidak disebutkan namanya untuk menunggunya.
Ketika pengemudi menolak permintaannya, calon pembunuh remaja itu menjadi marah dan menembak mati pengemudi itu, menggunakan revolver Magnum 357, sebelum melarikan diri, menurut surat kabar Le Monde.
Tersangka dan korban pembunuhan tersebut belum disebutkan namanya oleh jaksa penuntut.
Dua kasus terbaru tersebut menambah jumlah pembunuhan terkait narkoba di Marseille menjadi 17 tahun ini. Total 49 orang tewas dalam kekerasan terkait narkoba di Marseille pada tahun 2023.
Bessone, jaksa penuntut, mencatat bahwa korban dan pelaku kekerasan baru-baru ini di kota tersebut semakin muda.
(Rahman Asmardika)