“Kemana kita harus pergi? Ini hampir musim dingin. Apakah tidak ada yang bisa menghentikan bencana ini terhadap kita?”
Hiba Radi, seorang ibu yang tinggal di tenda di belakang rumah sakit, mengatakan kepada pekerja lepas BBC di Gaza bahwa dia terbangun karena suara “ledakan dan kebakaran yang terjadi di sekitar tenda.”
“Ada ledakan di mana-mana, dan kami terkejut apakah itu gas atau senjata,” katanya.
“Ini adalah salah satu pemandangan terburuk yang pernah kami saksikan dan alami,” tambahnya. “Kami belum pernah melihat kehancuran seperti ini sebelumnya. Ini sulit, sangat sulit.”
Pemandangan mengerikan tersebut juga memicu kecaman dari dunia internasional, di antaranya dari badan urusan kemanusiaan PBB dan Amerika Serikat (AS), yang mendesak Israel segera mengambil langkah untuk menghentikan kekejaman dan menghindari jatuhnya korban warga sipil.
"Gambar dan video yang menunjukkan warga sipil yang terlantar terbakar hidup-hidup setelah serangan udara Israel sangat meresahkan dan kami telah menyampaikan keprihatinan kami dengan jelas kepada pemerintah Israel," kata juru bicara Gedung Putih kepada CBS.
“Israel mempunyai tanggung jawab untuk berbuat lebih banyak guna menghindari jatuhnya korban sipil – dan apa yang terjadi di sini sungguh mengerikan, bahkan jika Hamas beroperasi di dekat rumah sakit dalam upaya menggunakan warga sipil sebagai tameng manusia.”
Pada Selasa, (15/10/2024) mengungkapkan bahwa jumlah korban dari serangan tersebut lebih tinggi dari yang dilaporkan sebelumnya, dengan lima orang tewas dan 65 lainnya terluka. Jasad korban tewas terlihat dalam keadaan terbakar ketika dievakuasi dari lokasi serangan.
Pasukan Israel secara rutin menyerang fasilitas medis di Gaza sejak serangan dimulai lebih dari setahun yang lalu. Dalam beberapa bulan terakhir, mereka berulang kali menyerang tempat penampungan dan tenda-tenda yang ramai, dan menuduh kelompok bersenjatalah yang memanfaatkannya.