Militer Korea Selatan menanggapi ledakan tersebut dengan melepaskan tembakan peringatan di selatan garis demarkasi militer, meskipun menurut laporan, tidak ada kerusakan di wilayah perbatasan Seoul.
Korea Utara telah mengambil langkah untuk memutus hubungan dengan Korea Selatan, yang kini dianggap sebagai negara musuh. Sejak awal tahun ini, Kim Jong-un menyatakan bahwa Korea Selatan adalah musuh utama, dan menyebut bahwa penyatuan antara kedua negara tidak lagi mungkin terjadi.
Secara teknis, Korea Utara dan Korea Selatan masih dalam keadaan perang karena konflik dari 1950-1953 hanya diakhiri dengan gencatan senjata, tanpa adanya perjanjian damai. Jalan dan jalur kereta yang melintasi perbatasan merupakan peninggalan upaya rekonsiliasi, termasuk pertemuan puncak kedua negara tersebut pada 2018. Menurut data dari kementerian unifikasi, Korea Selatan telah mengalokasikan lebih dari USD132 juta dalam bentuk pinjaman murah untuk memperbaiki hubungan dengan Korea Utara.
"Itu adalah proyek kerja sama antar-Korea besar yang dilakukan atas permintaan Korea Utara," kata Koo Byoung-sam, sambil menambahkan bahwa Korea Utara masih memiliki kewajiban untuk membayar kembali pinjaman tersebut.
Pada 2020, Korea Utara meledakkan kantor penghubung bersama di kota perbatasan setelah pembicaraan nuklir dengan Amerika Serikat gagal mencapai kesepakatan. Sebagai respons, Korea Selatan mengajukan gugatan pada 2023, menuntut kompensasi sebesar sekira 45 miliar won atau USD33 juta atas penghancuran kantor tersebut.
(Rahman Asmardika)