“Selama kita saling mencintai secara setara, tidak akan ada masalah,” ujarnya.
Dia mengatakan kepada Shueisha Online bahwa meskipun pernikahan pertamanya, yang terjadi ketika dia berusia 19 tahun, adalah sah, namun berakhir dengan perceraian setelah dua tahun.
Watanabe mengenang bahwa pada saat itu ia tidak ingin menikah lagi, atau mempunyai anak lagi "karena itu mahal dan sulit." Namun, pola pikirnya berubah ketika ia menginjak usia 30 tahun.
Rumah tangga Watanabe beroperasi dengan cara yang berbeda dari norma-norma tradisional. Meski sudah lebih dari satu dekade ia tidak mempunyai pekerjaan konvensional, Watanabe mengatakan ia berkontribusi dengan menangani tugas-tugas rumah tangga dan mengasuh anak-anak.
Penghasilannya terutama berasal dari gaji pasangan-pasangannya, tampaknya ditambah dengan penghasilannya dari penampilan di media dan saluran YouTube-nya.
“Saya berhenti menerima bantuan kesejahteraan, jadi saya memutuskan untuk terjun ke media dan mencari uang. Saya tahu poligami akan menjadi topik hangat,” katanya.
Pengeluaran rumah tangga dilaporkan berjumlah sekira 914.000 yen (sekira Rp94 juta) setiap bulan, yang dibagi di antara pasangannya. Watanabe memuji para pasangannya yang mendukung usaha medianya, dan meluangkan waktu cuti untuk membantunya bila diperlukan.