Ideologi dan Pemikiran Pendiri Gerakan Hizmet
Berdasarkan ideologi pemikiran, Gulen dapat digolongkan sebagai seorang ulama moderat. Sebab, ia selama ini menganut mazhab Sunni dan fiqh Hanafi yang dikenal inklusif dan moderat.
Karena itu, Gulen mengutuk keras tindakan terorisme dan mendukung Islam moderat. Bahkan, Gulen sempat bertemu dengan Paus Yohanes Paulus II di Vatikan pada 1990-an dan para pendeta Kristen di Turkiye untuk menjalin dialog lintas agama.
Sebagai ulama terkemuka, Gulen memiliki pengikut setia yang dikenal dengan Gulenists di Turkiye. Selama ini, gerakan Hizmet telah mendirikan ratusan sekolah, pusat bimbingan gratis, rumah sakit, dan sejumlah gerakan kemanusiaan yang beroperasi di lebih dari 100 negara.
Komitmen Gulen terhadap dialog dalam menyelesaikan konflik telah menginspirasi Gerakan Hizmet di seluruh dunia. Fethullah Gulen dan anggota Hizmet selama ini juga diketahui dengan komitmen mereka terhadap toleransi, demokrasi, antianarkisme, dan menentang agama dijadikan ideologi politik.
Pada 1994, Gulen mengeluarkan pernyataan tegas bahwa Turkiye dan seluruh dunia harus menganut ajaran demokrasi karena tidak ada jalan lagi saat ini kecuali menerapkan demokrasi menjadi sebuah sistem di suatu negara.
Bahkan, pasca pemboman World Trade Center (WTC), Gulen mengecam keras tindakan tersebut dan menyebut “Seorang Muslim sejati bukanlah seorang teroris dan teroris tidak akan dapat menjadi seorang Muslim sejati”.