Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Ribuan Demonstran Protes Hasil Pemilu Georgia, Bisa Picu Revolusi Seperti Ukraina

Rahman Asmardika , Jurnalis-Selasa, 29 Oktober 2024 |10:39 WIB
Ribuan Demonstran Protes Hasil Pemilu Georgia, Bisa Picu Revolusi Seperti Ukraina
Protes di Tblisi menentang hasil pemilu Georgia. 28 Oktober 2024.
A
A
A

Pemantau dari Organisasi Keamanan dan Kerja Sama di Eropa mengatakan mereka mencatat adanya insiden pembelian suara, intimidasi pemilih, dan penyusupan surat suara yang dapat memengaruhi hasil, tetapi tidak mengatakan bahwa pemilihan itu curang.

Hasil pemilihan tersebut menjadi tantangan bagi ambisi Uni Eropa untuk berekspansi dengan melibatkan lebih banyak negara bekas Soviet. NATO dan Uni Eropa menyerukan penyelidikan penuh atas apa yang disebut aliansi militer Barat sebagai "lapangan bermain yang tidak seimbang" dalam pemilihan tersebut.

Amerika Serikat (AS) bahkan mengancam akan mengambil “tindakan” jika pemerintah Georgia tidak berubah.

"Kami tidak mengesampingkan konsekuensi lebih lanjut jika arahan pemerintah Georgia tidak berubah," kata Juru Bicara Departemen Luar AS Negeri Matthew Miller, tanpa menjelaskan konsekuensi potensial apa pun.

Kantor berita Rusia TASS melaporkan bahwa penembak jitu yang dilatih di Ukraina telah tiba di Tblisi diduga untuk menciptakan insiden palsu yang dapat mendorong pembenaran kudeta oleh oposisi.

"Menurut sumber resmi yang terinformasi, Barat, dalam upaya mereka untuk mengacaukan situasi politik internal di Georgia setelah pemilihan 26 Oktober dan memprovokasi 'revolusi warna' lainnya, tidak akan berhenti," demikian dilaporkan TASS.

"Penembak jitu yang dilatih di Ukraina telah tiba di republik tersebut untuk mengatur provokasi selama protes massa."

Pejabat Georgian Dream telah memperingatkan bahwa pihak oposisi bermaksud untuk memicu kerusuhan sipil yang mirip dengan ‘revolusi warna’ di Ukraina pada tahun 2014. Moskow telah mengatakan bahwa permusuhan saat ini dengan Kyiv sebagian merupakan hasil dari pemberontakan satu dekade lalu.

 

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement