Selain itu sebagian besar keputusan yang dibuat Trump terhadap Israel saat menjabat tidak dibatalkan oleh pemerintahan Biden-Harris.
Terpilihnya kembali Trump juga ditanggapi dengan ketakutan oleh warga Palestina yang saat ini terjebak dalam perang Israel di Gaza dan Tepi Barat. Mereka melihat Trump sebagai sebuah “bencana baru” bagi Palestina. Trump tidak memiliki citra yang baik di mata warga Palestina dan Gaza.
Sementara itu Otoritas Palestina dan kelompok Hamas skeptis dengan Trump, dan berharap dia tidak mengulangi kesalahan yang dilakukan Pemerintahan AS sebelumnya, dengan memberikan “dukungan buta” kepada Israel.
"Kami mendesak Trump untuk belajar dari kesalahan Biden," kata pejabat Hamas Sami Abu Zuhri kepada Reuters. Abu Zuhri mengatakan Trump akan diuji atas pernyataannya bahwa ia dapat menghentikan perang dalam beberapa jam setelah menjabat sebagai presiden AS.
Melihat retorika Trump selama kampanye dan rekam jejaknya selama masa jabatan pertama, sulit untuk memperkirakan akan ada perubahan berarti pada kebijakan AS terkait isu Palestina dan Israel, dan kemungkinan situasi bisa bertambah buruk. Tetapi jika Trump bisa merealisasikan janjinya untuk mengakhiri perang di Gaza, ini bisa menjadi poin positif yang akan mendorong penyelesaian konflik Israel-Palestina di masa pemerintahannya.
(Awaludin)