JAKARTA – Sejumlah lembaga survei meninggalkan Perkumpulan Survei Opini Publik Indonesia (Persepi). Lembaga survei yang keluar adalah Poltracking Indonesia, Parameter Politik Indonesia (PPI) dan Voxpol Center Research and Consulting.
Direktur Poltracking Indonesia, Masduri Amrawi, mengungkapkan, Poltracking pada 2014 diajak bergabung ke Persepi karena pertaruhan integritas.
"Pada 2024 Poltracking keluar dari Persepi juga karena pertaruhan integritas," ujar Masduri, Kamis (7/11/2024).
Menurutnya, keputusan tersebut diambil karena ketidakadilan dalam perlakuan yang diterima Poltracking dari Dewan Etik. Poltracking Indonesia sendiri bergabung sejak 2014, Poltracking telah terlibat dalam berbagai survei politik penting, seperti Pilpres 2014 dan 2019, serta sejumlah pilkada.
Namun, setelah sepuluh tahun, Poltracking menyatakan keluar dari Persepi sebagai bentuk ketidakpuasan terhadap Dewan Etik Persepi.
Masduri mengkritik keputusan Dewan Etik yang dianggap tidak adil, tidak proporsional, dan tidak akuntabel.
Poltracking menyatakan Dewan Etik Persepi tidak transparan dalam menjelaskan perbedaan hasil survei antara LSI dan Poltracking, yang menjadi dasar pemberian sanksi.
"Dewan Etik tidak menjelaskan bagaimana metode dan implementasi survei LSI dapat dianalisis dengan baik dan tidak mempublikasikan hasil analisis tersebut ke publik," kata Masduri.
Setelah itu, PPI juga resmi menyatakan keluar dari Persepi secara sukarela. Dalam surat pengunduran diri yang dikonfirmasi oleh Direktur PPI, Adi Prayitno, disebutkan bahwa keputusan tersebut diambil sebagai bagian dari keputusan internal PPI.