Dalam beberapa minggu terakhir, Israel telah memfokuskan sebagian besar kekuatan senjata mereka kembali ke Gaza utara. Israel mengatakan bahwa mereka menargetkan pejuang Hamas yang telah berkumpul kembali, dan mendesak warga sipil untuk meninggalkan daerah itu sampai pemberitahuan lebih lanjut.
"Apa yang terjadi di sana? Tidak ada Beit Lahiya, tidak ada Beit Hanoun, mereka sekarang beroperasi di Jabaliya dan pada dasarnya membersihkan daerah itu dari orang Arab," kata Yaalon kepada Democrat TV, merujuk pada lingkungan Palestina di utara Kota Gaza.
Ia menambahkan, kelompok garis keras ingin membangun pemukiman Yahudi di sana, 19 tahun setelah Israel menarik diri dari wilayah itu. Itu merupakan pelepasan yang ditentang Yaalon saat itu.
Menteri Perumahan Yitzhak Goldknopf mengunjungi perbatasan Gaza pada Kamis lalu dan mendukung inisiatif untuk membangun kembali permukiman di daerah kantong itu.
"Permukiman Yahudi di sini adalah jawaban atas pembantaian mengerikan (7 Oktober 2023) dan jawaban atas Pengadilan Kriminal Internasional di Den Haag," kata Goldknopf seperti dikutip media Israel.
Sebagian besar negara adidaya menganggap permukiman yang dibangun di wilayah yang direbut Israel dalam perang 1967 sebagai ilegal dan melihat perluasannya sebagai hambatan bagi perdamaian, karena permukiman itu menggerogoti tanah yang diinginkan Palestina untuk negara masa depan mereka.
(Erha Aprili Ramadhoni)