Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Mantan Menteri Israel Peringatkan Negaranya soal Pembersihan Etnis di Gaza

Erha Aprili Ramadhoni , Jurnalis-Senin, 02 Desember 2024 |13:13 WIB
Mantan Menteri Israel Peringatkan Negaranya soal Pembersihan Etnis di Gaza
Mantan Menteri Israel Peringatkan Negaranya soal Pembersihan Etnis di Gaza (Reuters)
A
A
A

Palestina telah lama menuduh Israel ingin mengusir mereka dari wilayah Gaza selama konflik yang sedang berlangsung. Israel telah berperang di Gaza sejak Oktober 2023, setelah militan Hamas melancarkan serangan mendadak yang menewaskan sekitar 1.200 orang dan menculik lebih dari 250 sandera. Agresi militer Israel di Gaza telah menewaskan lebih dari 44.400 orang dan membuat hampir seluruh penduduk daerah kantong itu mengungsi.

Dalam beberapa minggu terakhir, Israel telah memfokuskan sebagian besar kekuatan senjata mereka kembali ke Gaza utara. Israel mengatakan bahwa mereka menargetkan pejuang Hamas yang telah berkumpul kembali, dan mendesak warga sipil untuk meninggalkan daerah itu sampai pemberitahuan lebih lanjut.

"Apa yang terjadi di sana? Tidak ada Beit Lahiya, tidak ada Beit Hanoun, mereka sekarang beroperasi di Jabaliya dan pada dasarnya membersihkan daerah itu dari orang Arab," kata Yaalon kepada Democrat TV, merujuk pada lingkungan Palestina di utara Kota Gaza.

Ia menambahkan, kelompok garis keras ingin membangun pemukiman Yahudi di sana, 19 tahun setelah Israel menarik diri dari wilayah itu. Itu merupakan pelepasan yang ditentang Yaalon saat itu.

Menteri Perumahan Yitzhak Goldknopf mengunjungi perbatasan Gaza pada Kamis lalu dan mendukung inisiatif untuk membangun kembali permukiman di daerah kantong itu.

"Permukiman Yahudi di sini adalah jawaban atas pembantaian mengerikan (7 Oktober 2023) dan jawaban atas Pengadilan Kriminal Internasional di Den Haag," kata Goldknopf seperti dikutip media Israel.

Sebagian besar negara adidaya menganggap permukiman yang dibangun di wilayah yang direbut Israel dalam perang 1967 sebagai ilegal dan melihat perluasannya sebagai hambatan bagi perdamaian, karena permukiman itu menggerogoti tanah yang diinginkan Palestina untuk negara masa depan mereka.
 

(Erha Aprili Ramadhoni)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement